Mataram (NTBSatu) – Beberapa waktu lalu, Polisi merazia kafe remang-remang di Kota Mataram dan Lombok Barat. Polisi menemukan lima anak di bawah umur bekerja sebagai pemandu lagu atau populer disebut Lady Companion (LC).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, mereka masuk dalam golongan anak anak.
Karena itu, anak-anak bukanlah pelaku, melainkan korban.
“Tidak ada ceritanya bahwa anak adalah pelaku. Sebaliknya, anak-anak adalah korban,” ungkap Bintang, Jumat 3 Mei 2024.
Menurut Bintang, seluruh pihak harus menjaga agar segala tindakan-tindakan anak anak di sekiranya tidak menyimpang. Artinya, seluruh harus bertanggungjawab.
Berita Terkini:
- KJRI Pantau Ketat Operasi Imigrasi dan Demonstrasi di Los Angeles, Dua WNI Ditahan
- Kemampuan Fiskal Masih Bergantung dari Pusat, Pembentukan PPS Bakal Sulit Terealisasi
- Disinggung soal PPS, Fahri Hamzah: Tugas Saya Urus Rumah
- Polisi Tertibkan Sejumlah Pengendara ODOL di Jalur Pelabuhan Laut Bima
- Fahri Hamzah Bertemu Kadis Perkim NTB Bahas Penanganan RTLH
Bintang menjelaskan, anak-anak tidak boleh ditutup masa depannya hanya karena tersandung suatu kasus.
Karena sekali lagi, masyarakat harus menyadari, jika anak-anak sebagai pelaku, maka ia sebenarnya adalah korban.
“Masyarakat harus hadir untuk memberikan pendampingan dan kepentingan yang terbaik untuk anak-anak,” tandas Bintang.
Sebelumnya, polisi mengamankan lima anak, antara lain empat gadis remaja berusia 17 tahun, dan satu lagi berusia 15 tahun. Terdapat tiga kafe yang dirazia di Lingsar, Lombok Barat dan dua kafe di Sandubaya, Kota Mataram. (GSR)