Mataram (NTB Satu) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juli sampai Agustus 2023. Sekitar 60 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, termasuk Nusa Tenggara Barat.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Dedi Supriadi menjelaskan bahwa saat ini Kota Mataram belum berdampak kekeringan, tetapi pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi.
“Kami sudah mempersiapkan mesin pompa air dan sumur bor untuk wilayah khusus yang berpotensi mengalami kekeringan di Kota Mataram,” jelasnya Kamis 27 Juli 2023.
Baca Juga:
- MICE Diperbolehkan, Wali Kota Mataram Optimis Ekonomi Daerah Bergerak
- Fahri Hamzah Kunjungi Perusahaan Material Bangunan, Dorong Inovasi Perumahan Rakyat
- Pemprov Segera Ajukan Gugatan Baru Selamatkan Kantor Bawaslu NTB dan Gedung Wanita
- RTRW hingga Pariwisata, 3 Raperda Penting Disepakati Dewan dan Pemkot Mataram
Daerah rawan kekeringan yang ada di Kota Mataram yakni daerah sekitar Babakan.
“Tapi Alhamdulillah, kami sudah persiapkan semuanya, termasuk ketersediaan air,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan bahwa sejauh ini Kota Mataram belum pernah mengalami dampak kekeringan yang cukup parah, bahkan dari tahun sebelumnya masih terpantau aman, terutama pada sektor pertanian.
“Kemungkinan terburuk sejauh ini belum ada, akan tetapi kami terus melakukan antisipasi tiap tahunnya, terutama dari segi pertanian,” tutupnya. (WIL)