Mataram (NTBSatu) – Sejumlah sapi dari Bima yang akan dibawa menuju Jabodetabek untuk Iduladha terpaksa disembelih duluan. Hal ini disebabkan adanya penumpukan antrean angkutan yang membawa sapi tersebut di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, sejak Sabtu, 27 April 2024.
“Ada beberapa ekor sapi yang dibawa itu sudah disembelih saat penumpukan antrean di hari Sabtu kemarin, akibat kelelahan dan dikhawatirkan mati,” jelas Ketua Asosiasi Pedagang dan Peternak Sapi Bima Jabodetabek, Furkan Sangiang, Selasa, 30 April 2024.
Bila penumpukan ini terjadi begitu lama, Furkan memprakirakan akan semakin banyak ternak sapi yang akan disembelih lebih awal.
“Kalau tahun lalu itu mencapai puluhan ekor sapi yang disembelih duluan, jadi rugi para petani. Belum lagi, nanti perjalanan yang harus ditempuh memakan waktu empat sampai lima hari,” katanya.
“Artinya, saya mohon kepada pemerintah untuk diperhatikan. Sebab, bukan hanya petani saja yang merugi akibat penumpukan ini, pemerintah pun akan turut berdampak secara ekonomi,” sambung Furkan.
Bayangkan saja, para petani itu saat pulang nanti akan membawa uang mencapai ratusan miliar dari hasil penjualannya.
“Coba saja dihitung, tahun ini kuotanya 13.000 sapi. Berarti 13.000 sapi itu dikalikan Rp15 Juta per ekornya. Totalnya mencapai ratusan miliar yang dibawa pulang,” ungkap Furkan.
Berita Terkini:
- Satpol PP NTB Kunjungi 11 Lokasi Di Lombok Timur, Tertibkan 3.470 Batang Rokok Ilegal
- Polda NTB Siapkan 902 Personel Amankan Debat Kedua Pilgub
- Bapeltanbun NTB Gelar Bimtek Teknologi Pertanian Tahan Iklim di Mataram
- 2 Pejabat Pemprov NTB Dilaporkan ke Polisi Buntut Perusakan Tambang Galian C di Lombok Timur
- NTB Dukung Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan
Ratusan miliar itu nantinya akan menggerakan perekonomian di Bima, Dompu, dan NTB secara umum. Namun, diherankannya pemerintah tidak perhatian sama sekali.
“Tidak usah yang terlalu jauh, persoalan armada yang mengangkut ini saja. Ini setiap tahun terus berulang terjadi, ada penumpukan karena keterbatasan kapal. Seperti tidak ada evaluasi dari tahun ke tahun, seperti apa yang harus dilakukan ke depannya,” heran Furkan.
Padahal, karena ini selalu terjadi setiap tahun, pemerintah seharusnya dapat membaca situasi tersebut dan melakukan antisipasi untuk tahun depan.
“Seharusnya ada antisipasi, karena kasihan teman-teman petani, mereka setiap tahun bawa sapi tetapi kejadiannya begini terus,” ujar Furkan.
Sehingga, pihaknya berharap kepada pemerintah terutama Dinas Perhubungan untuk memiliki itikad baik segera menambah armada, agar bisa mengurai penumpukan yang terjadi.
“Paling tidak sebelum momentum Idulkurban ini, ada kesigapan di Pelabuhan Gili Mas untuk penyebrangan daripada sapi-sapi tersebut,” tandas Furkan. (JEF)