Lombok Timur (NTBSatu) – Usai perayaan Idulfitri, permintaan sapi biasanya meningkat. Hal itu terjadi akibat meningkatnya kebutuhan daging sapi untuk acara keberangkatan haji dan dan kurban saat Iduladha.
Akibat banyaknya permintaan, harga sapi pun biasanya pelan-pelan turut meningkat menjelang Hari Raya Kurban.
Melihat adanya kenaikan harga, peternak pun sering kali tergoda dan cepat-cepat menjual sapi ternaknya.
Padahal, menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Lombok Timur, H Masyhur, puncak kenaikan harga sapi biasanya terjadi pada sehari menjelang (H-1) Iduladha. Sehingga menjadi momen paling tepat untuk peternak menjual sapinya dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Sahri pun mengatakan pihaknya telah menyiapkan skenario menjelang potensi naiknya permintaan sapi tersebut.
Berita Terkini:
- Kokohkan Semangat Muhammadiyah, PDPM Kota Mataram Adakan Baitul Arqam
- DPR RI Wanti-wanti Maskapai Penerbangan Profesional Layani Jemaah Haji 2025
- Mataram Masuk Tiga Besar Kota Antikorupsi di Indonesia
- HKB 2025, Gubernur Iqbal Tegaskan Pentingnya Mitigasi di Destinasi Wisata
“Nanti kita turun ke lapangan untuk mengimbau peternak agar jangan dulu menjual sapinya saat harganya mulai naik,” ucapnya.
Sementara populasi sapi ternak di Lombok Timur tahun ini mencapai 150 ribu ekor yang didominasi oleh sapi ras Bali. Sementara sapi ternak yang berpotensi untuk dijadikan hewan kurban sekitar 25 persen.
Masyhur pun memastikan kebutuhan sapi ternak untuk kurban maupun potong di Lombok Timur akan terpenuhi pada tahun ini. Bahkan Lombok Timur disebut menjadi pemasok sapi kurban di Pulau Lombok. (MKR)