Mataram (NTB Satu) – Bupati Lombok Timur (Lotim) H.M Sukiman Azmy yang merupakan kandidat kuat dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Provinsi NTB akhirnya memutuskan untuk mundur dalam mengikuti pesta lima tahunan tersebut.
Bukan tanpa alasan, ia mengatakan karena dua faktorlah yang membuat dirinya urung untuk menjadi salah satu kandidat pada pilgub nantinya.
Dua faktor itu yakni soal persetujuan keluarga hingga masalah usia. Ia mengungkapkan dua faktor itu juga sebagai simbol darinya untuk memberikan jalan bagi kandidat lain dalam menapaki jalan pertarungan pada pilgub NTB di tahun 2024 mendatang.
Pengamat Politik Universitas Mataram Dr Saipul Hamdi melihat mundurnya Sukiman menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi Dr. Zulkieflimansyah. Ia menilai kemunduran itu sama artinya dengan hilangnya saingan terberat bagi Gubernur NTB tersebut.
“Pertama saya melihat Bang Zul tidak mempunyai saingan yang berat,” ujarnya saat diwawancarai oleh NTBSatu Selasa 2 Mei 2023 di ruangannya.
Bentuk lain yang akan diperoleh oleh Dr. Zul akibat mundurnya Sukiman ialah dapat dikuasainya potensi suara yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Dimana pemilih di Lotim merupakan jumlah pemilih terbanyak yang ada di Provinsi NTB.
Dengan bergesernya dukungan dari Sukiman ke Dr. Zul di Lotim berdasar dari tidak ikutnya Bupati Lombok Timur itu, menjadi angin segar serta berpeluang mulus untuk kembali naik menjadi gubernur 2 periode. Serta efek Rohmi yang digadang-gadang akan kembali berpasangan dengan Dr. Zul.
“Suara di Lotim lebih condong ke pasangan Zul-Rohmi, jika nanti berpasangan lagi” katanya.
Ia juga melihat, hanya Suhaili yang mampu menandingi keperkasaan dari Dr. Zul. Serta satu lagi jika Walikota Mataram Mohan Roliskana maju dalam kontestasi pilgub NTB maka akan menjadi ancaman bagi Dr. Zul. Mohan menurutnya juga patut diperhitungkan dan masuk dalam radar yang menjadi pesaing utama serta bisa menjadi kuda hitam pada pilkada NTB 2024 mendatang.
Secara eksplisit, Saipul memprediksi berdasarkan perhitungan politik, Suhaili akan jadi lawan berat Dr. Zul jika memiliki seluruh instrumennya baik secara logistik maupun kendaraan politik yang menjadi syarat baginya untuk menghadapi petahana.
Jika itu tidak dimilikinya maka besar kemungkinan akan kesulitan bagi Suhaili untuk menjadi NTB Satu.
Tetapi Instrumen itu menurut Saipul malah mengarah kepada Walikota Mataram yakni Mohan Roliskana karena menjabat sebagai ketua DPD Golkar NTB.
“Suhaili kesulitan untuk maju, pertama partainya tidak ada, secara logistik tidak sekuat yang dulu,” tutur Direktur Islamic Culture Society Unram ini.
Mohan yang merupakan ketua DPD Golkar NTB memiliki prasyarat semua untuk menandingi Dr. Zul. Perhitungan pada kekuatan partai, Golkar merupakan partai yang besar di NTB serta akan mampu menjadi magnet bagi partai lain untuk memberikan dukungan pula dalam suksesi nantinya.
Menurut Saipul, kembali efek partai menjadi dominan jika langkah politik dari figur yang akan diusung jelas dan bahkan bisa menjadi penentu dari dipasangkannya dengan kandidat lain yang diprediksi akan bisa menyaingi Dr. Zul.
“Pertama yang masih kuat Golkarnya, kan mereka sudah stabil di provinsi dan daerah calonnya selalu ada,” tandasnya. (ADH)