Mataram (NTB Satu)- Riana Meilia kini sudah bisa lega. Setelah selesainya penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi para kepala negara dari berbagai belahan dunia sukses menyelenggarakan G20 di Bali, 15-16 November 2022.
Desainer senior fasyen dan kriya ini mengungkapkan rasa syukur bahwa pin yang digunakan para tamu spesial G20 tak ada keluhan.
Sebagai warga NTB, rasanya kita boleh berbangga. Bagaimana tidak, pin yang disematkan sebagai cinderamata oleh negara, kepada belasan pemimpin dunia, dan tamu-tami VVIP yang menghadiri kegiatan G20 di Bali, dibuat oleh perajin logam di Lombok, tepatnya di Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.
Selama gelaran G20, pin – pin ini melekat berkilau pada baju-baju kebesaran pemimpin-pemimpin negara di dunia, sebut saja Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden AS Joe Biden, Presiden Prancis, Emannuel Macron, Presiden China, Xi Jinping dan lainnya. Pin-pin tersebut kini dibawa ke negara masing-masing, sebagai cinderamata.
Dibalik layar, adalah Riana Meilia, Owner Lombok NTB Pearl yang didapuk oleh istana untuk membuat pin G20.
Ditemui di galerinya, Jumat 18 November 2022 l, Riana menceritakan perjalanannya, menerima pesanan cinderamata dari negara, untuk pemimpin-pemimpin bangsa di dunia.
Awalnya, sekitar awal tahun 2022 lalu, ia dipercayakan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, Heru Saptaji untuk mengisi booth pameran di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah. Saat itu, Presiden Joko Widodo datang mengunjungi beberapa stand. Salah satu stand yang dikunjungi kepala negara adalah stand Bank Indonesia NTB, didalamnya hasil-hasil karya Lombok NTB Pearl juga dipamerkan.
Presiden yang didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno sempat terhenti, lalu tertuju pada salah satu pin perak sayap kumbang, yang bentuknya 3D melengkung.
“Ini, ini untuk pin G20. Pak presiden menyampaikan hal itu kepada pak Pratikno. Lalu dibawa khusus oleh ajudan pak Pratikno. Yang membuatnya memiliki daya tarik, karena bentuknya yang melengkung. Kemudian saya dipesan, siapkan diri untuk membuat pin G20,” kata Riana menirukan pesan kepadanya.
Kemudian pada awal Maret, ia dihubungi untuk mengirimkan contoh pin untuk G20. Beberapa contoh yang dibuat, ditolak, kemudian dibuat dan diusulkan lagi, kemudian ditolak lagi. Riana tidak ingin menyerah. Sampai pada sekitar Juli 2022.
“Sejak Juli, awal Agustus sepi, tidak ada kabar. Dan saya sempat ditanya oleh para perajin bagaimana? Saya bilang, tunggu saja, kalau rezeki pasti dapat,” katanya.
Lalu pada 6 September 2022, ia dikontak oleh koordinator panitia khusus pin. Waktunya sangat mepet. Dan pin harus diterima di Bali pada 7 November 2022. Waktunya hanya sebulan membuat pin sebanyak 150 pcs.
Medapat kabar pesanan pin ini, Riana mengatakan sempat menangis terharu. Karena ia dipilih untuk menyediakan salah satu souvenir G20. Kemudian para perajin dikumpulkan, ada sebanyak perajin dari Ungga. Diminta mulai bekerja.
Pesanan pinnya sebanyak 40 pcs untuk tamu VVIP. Dan 110 pcs untuk tamu VIP. Pinnya adalah perak, dilapisi emas 24 karat agar tidak cepat memudar. Bahan bakunya semua tersedia di lokal. Kecuali magnet yang digunakan untuk menempel pin. Konsep/desain pin, serta ukurannya, ditentukan oleh panitia. Perajin hanya tinggal membuatnya.
Pada proses pengerjaan, perajin berkejaran dengan waktu. Riana mengatakan, pembuatannya dikontrol sangat maksimal. Bahkan tiap garis dan motifnya harus benar-benar dipastikan sempurna.
“Saya sampai gunakan kaca pembesar untuk memastikan tidak boleh ada yang kurang sempurna pengerjaannya,” jelas Riana.
Pada akhirnya, proses pengerjaan tuntas. Pesanan dibawa sesuai deadline waktu yang diberikan panitia. Riana mengatakan, meski sudah diserahkan, ia masih was-was, khawatir. Jangan-jangan, pinnya jatuh jika magnetnya tidak berfungsi dengan baik.
“Perajinnya bilang ke saya. Tenang saja bunda. Mau dicungkil juga susah bisa lepas magnetnya. Tapi saya bilang, tidak, saya harus lihat,” katanya.
Riana juga hadir pada kegiatan G20 pada sebuah projek. Ia menggambarkan perasaannya yang membuncah, setelah melihat pin-pin yang dipesan kepadanya terpasang rapi di semua baju-baju tamu kehormatan negara.
“Saya sangat bangga luar biasa. Dan sekarang, G20 juga sudah sukses. Uuuhhh,” kata Riana mengekspresikan rasa puasnya.
Banyak hal yang bisa dipetik hikmahnya. Pertama, kata Riana, harus tetap semangat, dan konsisten berkarya. Kedua, NTB harus bangga, memiliki perajin-perajin yang mampu menghasilkan produk kelas dunia. Pemerintah daerah dan stakeholders tinggal lebih semangat mengembangkan industri logam ini.(ABG)