Gubernur Iqbal Dianugerahi Gelar Menggala Gumi Sasak
Mataram (NTBSatu) – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mendapat gelar kehormatan Menggala Gumi Sasak dari Majelis Adat Sasak (MAS).
Gelar itu diberikan dalam rangkaian Festival Budaya Lombok Mirah Adi sekaligus Milad ke-30 MAS yang digelar di Golong, Narmada, Lombok Barat, Rabu, 10 Desember 2025.
Pengerakse Majelis Adat Sasak, Lalu Sajim Sastrawan menjelaskan, gelar Menggala merupakan konsep kepemimpinan tradisional Sasak yang menekankan keadilan tanpa pandang bulu, serta kemampuan menghimpun seluruh elemen masyarakat.
“Menggala itu pemimpin yang adil dan bijaksana. Ia memandang masyarakat sebagai kekuatan untuk membangun daerah. NTB bukan hanya Sasak, tetapi juga Samawa, Mbojo, dan Dompu yang harus berhimpun membangun tanah ini bersama,” ujarnya.
Menurut Sajim, dasar pemberian gelar tersebut merujuk pada falsafah Tri Datu (Datu Telu), yakni konsep kepemimpinan kolektif suku Sasak yang menyatukan unsur pemerintahan, adat, dan agama melalui peran Pengerakse (pemerintahan), Pemangku (tokoh agama), dan Penghulu (tokoh adat).
Falsafah itu dipraktikkan dengan asas “Adat betakaq beteken lan betatah game”, yang bermakna adat Sasak tidak pernah bertentangan dengan nilai agama apa pun.
“Tri datu menjadi dasar kepemimpinan. Energi ini kami satukan di Gumi Sasak dan menjadi mandat bagi gubernur untuk menjalankan kepemimpinan kolektif itu, yang disimbolkan lewat Kemaliq Agung Rinjani sebagai pusat spiritual bangsa ini,” jelasnya.
Pengingat Tanggung Jawab Besar Memimpin NTB
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan terima kasih kepada MAS atas penganugerahan tersebut. Menurutnya, gelar Menggala Gumi Sasak bukan sekadar simbol kehormatan, melainkan pengingat tanggung jawab besar dalam memimpin NTB.
“Ini bukan hanya kehormatan, tetapi pengingat amanah, amanah memperjuangkan kemakmuran rakyat dan menjaga marwah Bangse serta Gumi Sasak, sekaligus NTB secara keseluruhan,” ujarnya.
Iqbal mengingatkan, amanah kepemimpinan yang diterimanya berasal dari 1,2 juta suara pemilih, serta kepercayaan seluruh masyarakat NTB.
“Untuk pertama kalinya, seluruh Pulau Lombok solid memberikan dukungan. Ini bukan kemenangan pribadi, tetapi kemenangan kebersamaan yang harus kita jaga untuk terus membangun NTB,” katanya.
Ia menekankan, pentingnya menjaga persatuan politik masyarakat Sasak dengan mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama.
“Kita harus move on, memaafkan masa lalu, dan fokus menjaga soliditas agar pembangunan NTB berjalan kondusif,” ucapnya.
Iqbal menyebut, karakter kepemimpinan Sasak tercermin dalam tiga nilai utama: Tindih, Maliq, dan Merang. Tindih berarti jujur, tulus, dan berintegritas, berhati dan berhati-hati.
Kemudian, Maliq bermakna patuh pada tatanan aturan dan nilai agama, rela berkorban demi kepentingan kolektif. Lalu, Merang menggambarkan kerendahan hati tanpa merendahkan diri, tenang namun tegas, pemaaf tanpa mengabaikan tanggung jawab.
Dalam kesempatan itu, Iqbal menegaskan, musuh sejati masyarakat NTB bukanlah perbedaan di antara sesama, melainkan kemiskinan.
“NTB masih masuk 12 provinsi termiskin di Indonesia. Ada 106 desa miskin ekstrem, hampir 700 ribu warga miskin, dan lebih 100 ribu tergolong miskin ekstrem. Inilah yang harus kita perangi bersama,” ujarnya. (*)



