Diskominfotik SumbawaSumbawa

Membaca Peluang Tembakau Sumbawa, Wabup Ansori Dorong Garap Produk Turunan

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Tembakau selama ini dikenal dari hasil daun keringnya. Namun menurut Wakil Bupati (Wabup) Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, komoditas ini sebenarnya menyimpan rantai usaha yang jauh lebih menjanjikan jika pengelolaannya secara menyeluruh.

Kabupaten Sumbawa memiliki lahan tembakau mencapai 314,86 hektare dan tersebar di enam kecamatan. Ada Kecamatan Alas, Buer, Moyo Hilir, Lunyuk, Labangka, dan Tarano.

Ansori menilai, potensi ekonomi tidak hanya berhenti pada penjualan daun. Ada peluang besar pada industri turunannya mulai dari alat pascapanen, pengolahan, hingga produk pendukung yang petani tembakau butuhkan.

“Tembakau ini bukan hanya soal panen. Ia punya ekosistem usaha yang panjang. Kalau kita mampu masuk ke produk turunannya, manfaat ekonominya akan lebih luas bagi masyarakat,” ujarnya, belum lama ini.

Salah satu rantai usaha yang menjadi sorotan adalah kebutuhan alat perajang tembakau. Selama ini banyak petani bergantung pada produk dari luar daerah, padahal Sumbawa memiliki Dusun Talwa yang sejak lama sebagai sentra pande besi.

Keahlian masyarakat Talwa dianggap potensial untuk diarahkan menjadi produsen alat pascapanen tembakau, sehingga nilai tambah komoditas tersebut dapat dinikmati langsung oleh pelaku lokal.

Perkuat Ekonomi Daerah

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa, Adi Nusantara menegaskan, penguatan keterampilan pande besi bukan sekadar pembinaan. Langkah ini bertujuan menghubungkan kemampuan tradisional masyarakat dengan peluang pasar yang nyata.

“Kalau alat perajang bisa dibuat oleh pengrajin kita sendiri, perputaran ekonominya tetap di Sumbawa. Ini yang ingin kita dorong,” ujarnya.

Ia menilai, pengembangan industri turunan tembakau dapat memperkuat ekonomi daerah karena melibatkan banyak pihak. Ada petani, pengolah, pengrajin besi, hingga pelaku usaha kecil lainnya.

Ia berharap, peningkatan kualitas produk dan dukungan kebijakan daerah, rantai usaha tembakau tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh menjadi sektor yang lebih menguntungkan.

Wabup Ansori mengatakan, tembakau harus pemerintah lihat sebagai sumber ekonomi yang lebih luas, bukan sekadar komoditas musiman.

“Kita harus membangun dari hulu hingga hilir. Bukan hanya menjual daun, tetapi ikut menciptakan nilai tambahnya,” tegasnya.

Upaya ini harapannya menjadi langkah awal untuk memperluas peran masyarakat Sumbawa dalam industri turunan tembakau, membuka peluang pendapatan baru, dan memperkuat ekonomi lokal secara berkelanjutan. (*)

Berita Terkait

Back to top button