Diskominfotik SumbawaSumbawa

Pemkab Sumbawa Perkuat Edukasi Remaja Tekan Kasus Pernikahan Dini

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa mencatat, adanya lonjakan kasus pernikahan dini. Menurut data Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sumbawa, hingga 15 November 2025, tercatat 70 pasangan mengajukan penguatan untuk dispensasi kawin.

Sekretaris Dinas P2KBP3A Kabupaten Sumbawa, dr. Hj. Nita Ariyani menyebut, tren ini meningkat dari tahun sebelumnya. Lonjakan ini memicu perhatian Pemkab Sumbawa untuk mencegah dampak negatif terhadap kesehatan dan masa depan remaja.

“Jika kita lihat data, permohonan rekomendasi nikah untuk anak di bawah umur memang meningkat. Beberapa bulan terakhir, bahkan hampir setiap hari ada yang datang meminta rekomendasi,” ujar Nita kepada NTBSatu, Jumat, 21 November 2025.

Ia menjelaskan, pemberian rekomendasi hanya kepada calon pengantin yang harus menikah karena kondisi tertentu, misalnya kehamilan. Namun, kekhawatiran utama muncul pada pernikahan dini yang tidak disebabkan kondisi mendesak.

“Banyak remaja menikah muda karena kurangnya perhatian orang tua dan pola asuh yang tidak optimal,” kata Nita.

Untuk menekan angka pernikahan dini, Pemkab Sumbawa gencar melakukan edukasi dan sosialisasi melalui kerja sama dengan Kementerian Agama dan lembaga Keluarga Berencana.

Program ini menyasar sekolah dan masyarakat untuk menyampaikan bahaya pernikahan dini, serta meningkatkan kesadaran remaja.

“Kami akan lebih intens lagi melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang pendewasaan usia perkawinan” tegasnya.

Dinas P2KBP3A Sumbawa menekankan, pentingnya kolaborasi orang tua dan masyarakat dalam memantau remaja. Dengan strategi edukasi, advokasi, dan intervensi lintas sektor, Pemkab Sumbawa optimistis dapat menekan angka pernikahan dini dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa.

“Jika tidak segera ditangani melalui edukasi, pendampingan, dan kerja sama lintas sektor, lonjakan pernikahan dini bisa memperburuk masalah kesehatan remaja dan berdampak pada generasi mendatang,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button