Diskominfotik SumbawaSumbawa

Pemkab Sumbawa Genjot PAD Peternakan Lewat Penataan RPH dan Perluasan Distribusi Daging

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, terus memperkuat strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor peternakan. Langkah ini diambil setelah realisasi PAD 2024 melampaui target hingga 10 persen, dan menunjukkan tren positif pada 2025.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sumbawa, Saifuddin mengatakan, pemerintah daerah kini menata ulang seluruh potensi pendapatan, mulai dari layanan Rumah Potong Hewan (RPH) hingga perbaikan rantai distribusi daging.

“Tahun lalu kita melampaui target PAD hingga 10 persen. Tahun ini capaian juga positif, sehingga Pemkab Sumbawa memperkuat sumber pendapatan dari sektor peternakan,” kata Saifuddin kepada NTBSatu, Kamis, 20 November 2025.

Untuk jangka pendek, DPKH Sumbawa memperbaiki fasilitas RPH di sejumlah kecamatan. Pemerintah meningkatkan kebersihan, kelancaran pelayanan pemotongan, serta pengaturan retribusi secara lebih tertib dan terukur.

Saifuddin menilai, RPH yang tertata baik akan menarik lebih banyak aktivitas pemotongan di daerah. “Kalau RPH bersih dan pelayanannya cepat, para jagal merasa nyaman. Dampaknya, retribusi ikut naik,” ujarnya.

DPKH Sumbawa juga mulai mengubah strategi distribusi daging. Selama ini, Sumbawa lebih sering mengirim ternak hidup ke luar daerah. Model tersebut dinilai tidak memberi nilai tambah signifikan bagi ekonomi lokal.

“Karena itu, kami mulai mengarahkan pola baru, mengirim daging bukan ternak hidup,” jelas Saifuddin.

Perubahan ini memperkuat industri pemotongan lokal, membuka lapangan kerja, serta menjaga perputaran ekonomi tetap berada di Sumbawa.

“Kami ingin proses pemotongan terjadi di Sumbawa. Dengan begitu, tenaga kerja lokal bergerak dan nilai tambahnya tinggal di daerah,” tambahnya.

Selain penataan RPH dan perubahan distribusi, Pemkab Sumbawa mendorong kemitraan antara peternak mandiri dan industri besar untuk menstabilkan suplai bibit, pakan, dan harga jual.

Komoditas sapi masih menjadi penyumbang terbesar PAD, sementara permintaan kerbau mulai meningkat karena harganya yang tinggi.

“Dengan model distribusi baru dan penataan RPH, kami menargetkan kenaikan PAD peternakan yang lebih stabil pada 2026,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button