DLHK NTB Dorong Pengolahan Sampah MBG Berbasis Ekonomi Sirkular
Mataram (NTBSatu) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, mendorong penerapan integrasi pengelolaan sampah program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan produksi pakan ternak melalui budidaya maggot.
Pendekatan ini bukan hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru dari limbah organik.
Kepala UPT TPA Kebon Kongok, Radius Ramli menjelaskan, sampah sisa makanan MBG sangat sesuai sebagai bahan pakan larva maggot karena mudah terurai dan tinggi nutrisi.
“Sisa makanan tinggal diberikan ke maggot dan langsung habis terurai. Tidak ada residu yang tersisa. Ini proses yang bersih dan efektif,” ujar Radius kepada NTBSatu, Kamis, 6 November 2025.
Adapun saat ini, pengolahan terpusat di TPST Regional BSF Lingsar yang memiliki luas sekitar 50 are. Untuk memperkuat manfaat jangka panjang, DLHK NTB mendorong skema integrasi pengolahan sampah dengan produksi pakan ternak.
Maggot segar sebagai pakan bebek, sementara kasgot (sisa media maggot) menjadi pupuk organik. “Jadi kita tidak hanya menyelesaikan sampah tetapi membangun ekonomi sirkular dari sampah MBG,” ungkap Radius.
Lebih lanjut, ia memaparkan tahap uji coba pengembangan peternakan bebek telah mulai. DLHK NTB menargetkan adanya diversifikasi produk lainnya, yakni bebek pedaging dan telur konsumsi.
DLHK NTB menyatakan siap memperluas model ini ke kabupaten/kota lain, terutama daerah dengan potensi peternakan unggas dan akses TPST.
“Kita tidak lagi melihat sampah sebagai beban. Sampah adalah sumber, harapnya.
Skema ini harapannya mampu mengurangi tekanan TPA, memperkuat ketahanan pangan lokal, dan membuka peluang usaha baru berbasis pengelolaan sampah. (*)



