Segudang Potensi Ekonomi di Desa Motong, Hutan Rakyat hingga Produk Olahan
Lombok Timur (NTBSatu) – Desa Motong di Kabupaten Sumbawa, memiliki beragam potensi ekonomi yang menjanjikan, mulai dari sektor pertanian, peternakan, hingga perikanan.
Kepala Desa Motong, Abdul Wahab menyebut, potensi ini terbentang dari hulu hingga hilir dan menjadi peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami memiliki kawasan hutan rakyat seluas kurang lebih 500 hektare. Masyarakat memanfaatkan lahan itu untuk budidaya tanaman jagung dan pengembangan ternak. Hanya saja, kendalanya masih pada infrastruktur jalan usaha tani yang belum memadai,” ujar Abdul Wahab, Kamis, 6 November 2025.
Selain hutan rakyat, Desa Motong juga memiliki lahan pertanian irigasi teknis seluas sekitar 200 hektare. Lahan tersebut mampu ditanami padi dan jagung dengan siklus tiga kali musim tanam dalam setahun. Potensi pertanian ini menjadi salah satu sektor andalan masyarakat desa.
Di sektor perikanan, masyarakat pesisir mengembangkan tambak udang yang memiliki prospek ekonomi tinggi. Namun, aktivitas budidaya tersebut masih terkendala pada ketersediaan alat pengemasan dan bahan es batangan sebagai pengawet hasil panen.
“Dari semua potensi yang ada, produk unggulan Desa Motong tetap pada hasil bumi. Selain itu, ibu-ibu rumah tangga juga aktif mengembangkan produk olahan makanan lokal, seperti manja real dan jagung Semarang,” jelasnya.
Abdul Wahab berharap, pemerintah daerah dapat memberikan dukungan infrastruktur dan fasilitas pendukung agar potensi besar Desa Motong bisa berkembang optimal.
Dengan dukungan tersebut, masyarakat diyakini mampu meningkatkan ekonomi desa melalui hasil bumi, peternakan, dan perikanan yang berkelanjutan.
Tanggapan Pemprov NTB
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.
Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk ekosistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.
“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.
Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.
Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.
“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” ujarnya.
“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Tanggapan Pemkab Sumbawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral, serta sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan.
Pemerintah daerah, lanjut Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.
“Sektor pertanian dan kelautan disebut sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada NTBSatu.
Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.
Dorongan Agrobisnis dan Agroindustri
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.
“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Upaya tersebut harapannya mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)



