Hutan Hijau, Bendungan Wisata, hingga Tambak Udang Jadi Potensi Unggulan Desa Stowe Brang
Lombok Timur (NTBSatu) – Desa Stowe Brang di Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, menyimpan kekayaan alam yang beragam dan potensial untuk dikembangkan sebagai sektor unggulan daerah.
Potensi tersebut meliputi kawasan hutan lindung, wisata alam, pertanian, hingga tambak udang modern dan tradisional.
Kepala Desa Stowe Brang, Zulkarnaen mengungkapkan, desa mereka memiliki sejumlah sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi.
“Ada beberapa potensi yang dimiliki desa Stowe Brang, di antaranya hutan lindung dengan mata air Ai Beta di Dusun Panyengar, hutan mangrove di pesisir Utara, serta kawasan segitiga Bendungan Beringin Sila yang menjadi objek wisata lokal,” jelasnya, Kamis, 6 November 2025.
Selain itu, Desa Stowe Brang juga memiliki hamparan lahan persawahan dan perkebunan hijau yang membentang di sepanjang jalan utama desa.
Lahan subur tersebut menjadi sumber penghidupan warga, sekaligus daya tarik wisata pedesaan bagi pengunjung yang melintas.
Potensi pertanian buah-buahan dan sayur-mayur di Dusun Panyengar, turut memperkuat sektor ekonomi desa.
Sementara itu, aktivitas tambak udang modern dan tradisional yang tersebar di Dusun Batu Rea, Dusun Binamarga, dan Dusun Panyengar menunjukkan potensi besar di sektor perikanan budidaya.
Zulkarnaen menegaskan, potensi alam yang dimiliki Desa Stowe Brang akan terus dikelola dan dikembangkan agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah desa juga mendorong sinergi antara masyarakat dan pihak luar, untuk mengoptimalkan sumber daya tersebut secara berkelanjutan.
Dengan kekayaan alam yang melimpah, Stowe Brang berpeluang besar menjadi desa wisata berbasis lingkungan dan pertanian produktif di Kabupaten Sumbawa.
Tanggapan Pemprov NTB
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.
Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk ekosistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.
“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.
Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.
Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.
“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” ujarnya.
“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Tanggapan Pemkab Sumbawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral, serta sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan.
Pemerintah daerah, lanjut Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.
“Sektor pertanian dan kelautan disebut sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada NTBSatu.
Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.
Dorongan Agrobisnis dan Agroindustri
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.
“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Upaya tersebut harapannya mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)



