NTB Bangkit dari Zona Minus, Ekonomi Tumbuh 2,82 Persen di Triwulan III
Mataram (NTBSatu) – Perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan arah pemulihan setelah dua triwulan berada pada wilayah kontraksi. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat, ekonomi daerah ini terkontraksi minus 1,47 persen (yoy) pada triwulan I 2025 dan kembali melemah minus 0,82 persen (yoy) pada triwulan II.
Namun, memasuki triwulan III 2025, laju ekonomi NTB berbalik tumbuh 2,82 persen (yoy) dan bangkit dari zona minus.
Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin menyatakan, titik balik ini muncul karena sektor-sektor non-tambang terus bergerak stabil menopang sektor pertambangan yang melemah.
“Meskipun sektor pertambangan masih menjadi penekan, sektor-sektor non-tambang justru tumbuh kuat dan konsisten. Pertumbuhan ekonomi NTB tanpa tambang mencapai 7,86 persen (yoy), lebih tinggi dari rata-rata nasional. Ini menunjukkan struktur ekonomi kita semakin sehat dan tidak hanya bergantung pada sektor ekstraktif,” ujar Wahyudin, Rabu, 5 November 2025.
Sektor Industri Pengolahan menjadi pendorong terbesar dengan pertumbuhan 66,65 persen, terutama dari peningkatan output Smelter logam dasar.
Sektor Akomodasi dan Makanan Minum juga mencatat, kenaikan seiring meningkatnya kunjungan wisatawan sebesar 21,06 persen. Sementara itu, Pertanian tetap menjadi penyangga utama ekonomi daerah dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB sebesar 22,92 persen.
Adapun sektor Pertambangan masih terkontraksi minus 21,53 persen, seiring terhentinya ekspor tambang hingga akhir September. Namun sejak Oktober 2025, ekspor mineral kembali diizinkan sehingga dampaknya diperkirakan baru akan terlihat dalam capaian triwulan IV.
Pemprov NTB Optimis Ekonomi Terus Meningkat
Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Najamuddin Amy menyampaikan optimisme kuat menyambut periode selanjutnya.
Ia menilai pemulihan ekonomi tidak hanya bertumpu pada kembalinya ekspor tambang, tetapi juga pada kekuatan sektor non-tambang yang menunjukkan ketahanan selama periode kontraksi
“Dengan kembali dibukanya ekspor oleh PT Amman dan operasional Smelter yang sudah berjalan, kita percaya pertumbuhan ekonomi NTB akan meningkat. Pertumbuhan sektor non-tambang yang terus stabil memberi keyakinan pondasi ekonomi kita kuat,” ujarnya.
Ia menekankan, optimisme adalah kunci pembangunan ekonomi, terutama ketika data menunjukkan sektor non-tambang tetap menunjukkan sentimen positif meskipun ekonomi total sempat terkontraksi.
Dari 17 lapangan usaha, 16 di antaranya tumbuh positif, menunjukkan pemulihan ekonomi NTB bersifat menyeluruh, bukan sektoral.
“Kita memang sempat mencatat minus, tapi sektor non-tambang sepanjang periode itu tetap tumbuh. Itu alasan kita percaya NTB memasuki fase akselerasi pada triwulan IV,” tambahnya. (*)



