Anak Tukang Las Raih IPK 3,92: Kisah Inspiratif Januar dari Desa Tolowata Menuju Beasiswa S2
Sorak gembira mewarnai prosesi wisuda Angkatan XXI STKIP Taman Siswa Bima pada Sabtu, 1 November 2025. Di antara ratusan wisudawan, nama Muhamad Januar Ansyari menggema paling lantang. Ia, yang merupakan anak tunggal dari pasangan Imam Solahudin, seorang pekerja las, dan Agustini, seorang ibu rumah tangga dari Desa Tolowata, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik kampus tersebut.
Januar meraih IPK mencengangkan, 3,92 dari Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Ia membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang bagi prestasi akademik tertinggi.
Pengabdian dan Pengalaman Berharga di Kampus Mengajar
Januar menamatkan sekolahnya dari SMPN 1 Ambalawi dan SMKN 3 Kota Bima sebelum melangkah ke perguruan tinggi. Selama berkuliah, ia tidak hanya berdiam diri di ruang kelas.
Salah satu pengalaman paling berkesan yang ia genggam adalah saat mengikuti program Kampus Mengajar angkatan 5 dari Kemendikbudristekdikti.
Pengabdian dan Pengalaman Berharga di Kampus Mengajar
Januar menamatkan sekolahnya dari SMPN 1 Ambalawi dan SMKN 3 Kota Bima sebelum melangkah ke perguruan tinggi. Selama berkuliah, ia tidak hanya berdiam diri di ruang kelas.
Salah satu pengalaman paling berkesan yang ia genggam adalah saat mengikuti program Kampus Mengajar angkatan 5 dari Kemendikbudristekdikti.
Di sana, ia mendapatkan kesempatan emas untuk menjembatani teori yang ia serap di bangku kuliah dengan realitas pendidikan di lapangan.
“Saya banyak menggali pengalaman saat menerapkan ilmu pengetahuan di bangku kuliah dengan realitas pendidikan di kelas,” ungkapnya.
Januar memilih PJKR bukan tanpa alasan. Menurutnya, kebutuhan akan guru olahraga di sekolah, terutama di wilayah yang jauh dari kota seperti di kampungnya, masih sangat tinggi.
Ia memiliki cita-cita mulia: mengabdi sebagai tenaga pengajar dan menerapkan ilmu yang ia peroleh untuk kemajuan pendidikan daerahnya. Selain fokus akademis, Januar juga aktif di Lembaga Dakwah Kampus (LDK), menjadikannya pribadi yang matang dan kaya pengalaman berorganisasi.
Hadiah Beasiswa S2 dan Visi untuk Negeri
Pencapaian gemilang Januar berbuah manis di hari wisudanya. Ia dijanjikan beasiswa S2 bersama 17 wisudawan terbaik lainnya oleh Prof. Dr. Abdurrahim Al Basyir, M.Pd, Presiden Direktur Al-Wildan Islamic School. Rencana melanjutkan pendidikan ke jenjang magister (S2) yang sudah mantap di benaknya kini terbentang lebar.
Meski diliputi kebahagiaan, Januar tetap memiliki pandangan tajam mengenai kondisi bangsanya. Ia menitipkan beberapa catatan penting untuk pemerintah terkait isu sosial ekonomi, lingkungan, dan kesempatan kerja.
Terkait kesejahteraan, ia menyerukan perlunya pemerataan kesejahteraan melalui penciptaan lapangan kerja layak, pengendalian inflasi, dan perlindungan sosial bagi kelompok rentan.
Ia juga menyorot tentang isu lingkungan. menurutnya pemerintah wajib memperkuat kebijakan hijau, menekan deforestasi dan polusi, serta mendorong energi terbarukan dan ekonomi sirkular. Soal peluang kerja juga menjadi perhatiannya.
Ia berharap pemerintah meningkatkan akses terhadap pelatihan, inovasi, dan wirausaha, serta perluasan riset terapan dan kemitraan antara kampus, industri, dan pemerintah untuk menciptakan peluang kerja berkualitas bagi sarjana dan masyarakat umum.
Kisah Muhamad Januar Ansyari adalah cerminan semangat juang seorang anak desa yang mengubah keterbatasan menjadi prestasi, sekaligus menjadi pengingat bahwa generasi muda berhak mendapatkan akses, kesempatan, dan masa depan yang lebih baik. (*)



