ADVERTORIALEkonomi Bisnis

AMMAN Dorong Guru PAUD Kuasai Berpikir Komputasional

Mataram (NTBSatu) – Salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dan Pusat Belajar Guru Kudus yang difasilitasi oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation, mengambil peran strategis dalam upaya nasional memperkuat fondasi pendidikan anak usia dini.

Lewat Pelatihan Calon Pelatih Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD, calon pelatih dari berbagai provinsi di Indonesia mendalami konsep berpikir komputasional serta penerapannya dalam pembelajaran anak usia dini.

Langkah ini sejalan dengan inisiatif Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam mendorong Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) di jenjang PAUD.

Vice President Social Impact AMMAN, Priyo Pramono menegaskan, pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia industri untuk menyukseskan program ini.

“Pengalaman di Sumbawa Barat dan Kudus menunjukkan berpikir komputasional menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi dengan pola pikir adaptif. Potensinya akan semakin besar jika ditanamkan sejak dini. Dengan kolaborasi bersama pendidik dan pemangku kepentingan dari berbagai provinsi, kami berharap langkah ini dapat mempercepat lahirnya sumber daya manusia yang siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Priyo.

Sebagai mitra yang terlibat sejak awal, AMMAN berperan penting dalam pengembangan materi dan metode pelatihan. Dalam proses ini, delapan guru PAUD turut berkontribusi, termasuk pendidik dari Sumbawa Barat—wilayah operasi AMMAN yang telah lebih dulu menerapkan program unggulan PAUD Prestasi (PAUD Berprestasi dengan Berpikir Komputasional).

Hasil pengembangan berupa panduan dan modul pelatihan ini nantinya akan menjadi acuan bagi pelatihan serta perluasan penerapan berpikir komputasional di jenjang PAUD, baik di tingkat daerah maupun nasional.

AMMAN Dorong Guru PAUD Kuasai Berpikir Komputasional
Suasana kegiatan “Pelatihan Calon Pelatih Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD”, di Kudus, Jawa Tengah hingga 31 Oktober 2025. Foto: Dok. AMMAN

Penerapan konsep ini juga telah menunjukkan hasil yang nyata. Sejak 2023, pendekatan berpikir komputasional telah diterapkan oleh lebih dari 135 guru dan kepala sekolah dari 29 satuan PAUD di Sumbawa Barat yang difasilitasi oleh AMMAN.

Capaian ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang lebih luas, di mana lebih dari 700 kepala sekolah dan guru dari 211 satuan PAUD di seluruh Indonesia telah mengintegrasikan berpikir komputasional melalui pendampingan berbagai mitra pendidikan.

Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non-Formal (Guru PAUD dan PNF), Suparto menegaskan, pentingnya peran guru dalam menghadapi tantangan masa depan.

“Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Peran guru PAUD sangat strategis untuk menanamkan fondasi berpikir komputasional sejak dini — kemampuan berpikir logis dan sistematis yang menjadi dasar untuk memecahkan masalah kompleks di berbagai bidang. Karena itu, pengembangan kapasitas guru dalam implementasi berpikir komputasional menjadi program prioritas kami,” jelas Suparto.

Dalam proses penyusunan panduan dan materi pelatihan, para guru didampingi oleh Dr. Irma Yuliantina, M.Pd., Ketua Kelompok Kerja PAUD Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (BAN PDM), serta tim Bebras Indonesia. Kolaborasi ini memastikan materi pelatihan tidak hanya relevan secara akademik, tetapi juga aplikatif di lapangan.

Pelatihan Calon Pelatih yang digelar di Kudus hingga 31 Oktober 2025 ini diikuti oleh 38 peserta, terdiri atas guru PAUD dan kepala sekolah dari 15 provinsi di Indonesia, termasuk perwakilan dari Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selama pelatihan, peserta akan mempelajari konsep berpikir komputasional, serta cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum nasional PAUD melalui pendekatan pembelajaran mendalam.

Diharapkan, para peserta dapat menjadi pelatih yang mampu mendiseminasikan pengetahuan ini kepada lebih banyak guru di daerah masing-masing, sehingga memperluas dampak positif program seperti yang telah dirintis AMMAN di Sumbawa Barat. (*)

Berita Terkait

Back to top button