BERITA NASIONAL

Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumahnya saat Penjarahan, Terjebak Tujuh Jam di Toilet

Mataram (NTBSatu) – Politikus Partai NasDem, Ahmad Sahroni mengalami peristiwa menegangkan ketika kelompok massa menjarah rumahnya di kawasan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Saat penjarahan, Ahmad Sahroni ternyata berada di rumah. Lalu, masuk ke toilet sempit di rooftop (area terbuka di atap rumah, red) lantai empat rumahnya.

Sahroni bertahan di ruangan tersebut selama tujuh jam, sejak sore hari hingga larut malam. Sementara itu, massa terus merusak isi rumah dan menjarah barang-barang yang ada di dalamnya.

Kondisi semakin mencekam karena rumah yang berlokasi di Jalan Swasembada Timur XXII tersebut, menjadi sasaran pelemparan batu serta upaya perusakan pagar.

Staf pribadi Sahroni, Tabroni mengungkap cerita tersebut. Ia mengatakan, atasannya berinisiatif masuk ke toilet kecil untuk menyelamatkan diri.

“Waktu itu dia (Sahroni) sembunyi di kamar mandi,” ujar Tabroni mengutip Tempo.co, Jumat, 26 September 2025.

Menurutnya, Sahroni tidak menutup rapat pintu toilet agar dirinya bisa segera keluar jika keadaan memaksa.

Sebagai langkah penyamaran, ia mengotori wajah dengan tanah serta debu agar orang lain tidak mengenalinya.

Meski begitu, seseorang sempat mendatangi toilet itu. Orang tersebut menyorotkan senter dan menanyakan identitas Sahroni.

“Bapak (Sahroni) cerita, ada yang tiba-tiba masuk, sempat senterin dia dan tanya, ‘kamu siapa?’, Bapak jawab, ‘saya penjaga rumah’,” tutur Tabroni.

IKLAN

Orang itu lalu pergi dan meminta Sahroni tetap diam karena kondisi rumah belum aman.

Kronologis Penjarahan

Kerusuhan bermula sekitar pukul 15.30 WIB, ketika massa mulai mengguncang pagar rumah serta melempari bangunan dengan batu.

Pada saat itu, Sahroni bersama delapan orang lain yang berada di dalam rumah berlari ke rooftop untuk mencari tempat aman.

“Namanya panik kan. Begitu sudah lempar-lemparan batu, pagar sudah digoyang-goyang, mereka naik ke atas untuk menyelamatkan diri,” tambahnya.

Beberapa orang mencoba bersembunyi, sedangkan yang lain memilih melompat ke rumah tetangga melalui atap.

Dalam situasi kacau itu, Sahroni tidak membawa telepon genggam karena tas berisi ponselnya tertinggal di dalam rumah.

Barang tersebut hilang setelah massa menjarah isi rumah. Kondisi ini membuat staf tidak bisa menghubunginya hingga malam.

Keberadaan Sahroni akhirnya terungkap setelah sang istri, Feby Belinda, berhasil tersambung dengan suaminya melalui ponsel milik tetangga.

“Itu satu-satunya nomor handphone yang beliau ingat,” kata Tabroni.

Sebelumnya, sekitar pukul 22.00 WIB, Sahroni memanjat atap rumah dan berpindah ke kediaman sebelah untuk mencari pertolongan. (*)

Berita Terkait

Back to top button