Bupati Jarot Jadi Pemandu Wisata saat Heritage Walk Kota Tua Sumbawa, Tunjukkan Sumur Tua “Sumer Bater”

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Kota Tua Sumbawa kembali menghadirkan pengalaman wisata budaya melalui kegiatan Heritage Walk, Minggu, 24 Agustus 2025.
Acara ini semakin menarik karena Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., mengambil peran langsung sebagai pemandu wisata.
Ia mengajak para peserta menyusuri jejak sejarah. Sekaligus memperkenalkan salah satu peninggalan berharga, Sumur Tua “Sumer Bater” yang terletak di belakang Istana Bala Putih.
Dalam unggahan Facebook milik Iwan Sofian, Sumur Tua “Sumer Bater” menjadi lokasi pengambilan Ai Kadewa, air suci yang masyarakat gunakan untuk berbagai ritual budaya.
Sumur ini masuk dalam paket kunjungan wisata Kota Tua Sumbawa Heritage Walk, khususnya saat rombongan singgah di kompleks Istana Bala Putih.
Bupati Jarot secara langsung menjelaskan kondisi sumur yang sarat nilai sejarah tersebut. Ia menyampaikan, air dari “Sumer Bater” memiliki kualitas jernih tanpa kapur sehingga masyarakat kerap memanfaatkannya.
“Dan kami di Pendopo, ambil air ini kita rebus, itu tidak berkapur,” jelasnya, dalam unggahan video tersebut.
Menurut Jarot, sumur tersebut pertama kali hadir pada masa pemerintahan Sultan Kaharuddin III. Terdapat seorang pendatang dari Timur Tengah yang dipercaya sebagai pembuat sumur bersejarah ini, sehingga menjadikannya sumur pertama di Sumbawa.
“Dulu ceritanya zaman Sultan Kaharuddin III, ada satu orang dari Timur Tengah membuat sumur ini. Sumur pertama yang ada di Sumbawa,” ungkapnya.
Memiliki Nilai Sejarah dan Tradisi Adat
Lebih lanjut, Bupati mengungkapkan, keberadaan sumur ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah, tetapi juga memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat.
Air dari “Sumer Bater” selalu hadir pada prosesi sakral yang masyarakat laksanakan hingga saat ini. Ia menambahkan, sumur tersebut sempat tidak berfungsi, namun dirinya berinisiatif menghidupkannya kembali.
Kini, air dari sumur itu mengalir ke beberapa titik, termasuk pendopo, tempat wudu, serta area dalam istana.
“Sempat kemarin mati, terus hidupin lagi sehingga ada satu keran di sini, ada satu keran di tempat wudu, ada satu keran di dalam pendopo,” jelasnya.
Perjalanan wisata budaya ini tidak sekadar mengajak tamu berjalan-jalan, tetapi juga membuka wawasan tentang kekayaan tradisi Sumbawa.
Melalui Heritage Walk, peserta dapat mengenal lebih dekat hubungan erat antara peninggalan sejarah dengan kehidupan masyarakat masa kini.
Kehadiran langsung Bupati sebagai pemandu menambah nilai tersendiri, karena wisatawan memperoleh informasi autentik dari seorang tokoh daerah. (*)