Mahasiswa KKN Unram Desa Ubung 2025 Gelar Sosialisasi Pernikahan Dini, Pencegahan dan Penanganan Stunting
Mataram (NTBSatu) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram (Unram) Desa Ubung 2025, sukses melaksanakan sosialisasi pernikahan dini, pencegahan dan penanganan stunting di Kantor Camat Jonggat, Selasa 5 Agustus 2025.
Sekitar 30 siswa-siswi dari tiga sekolah, yakni SMAN 1 Jonggat, SMPN 3 Jonggat, dan MA/MTs Ushuluddin NW Ubung, hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Tujuannya meningkatkan kesadaran para siswa tentang dampak negatif pernikahan dini, dan pentingnya gizi seimbang sejak dini.
Adapun yang menjadi pemateri yakni Duta GenRe Nusa Tenggara Barat, Siti Zaenab dan Syafira Desiana Cindra Kaisa.
Ketua Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Jonggat, Drs. H. Muaz membuka secara langsung kegiatan tersebut. Ia memaparkan bahwa di Indonesia praktik pernikahan anak masih tinggi.
Dalam pemaparannya, Syafira menjelaskan, tunda pernikahan, wujudkan impian, dan siapkan generasi emas Indonesia yang sehat, berpendidikan, dan berdaya.
“Pernikahan usia anak bukan tradisi yang harus dilestarikan, tapi tantangan yang harus dihentikan,” jelasnya.
Jaga Masa Depan Generasi Muda
Sementara itu, Siti mengatakan, stunting bukan sekadar masalah tinggi badan. Melainkan ancaman serius bagi kualitas hidup dan masa depan generasi.
“Cegah stunting bukan hanya urusan bayi, tapi mulai dari remajanya. Ketika remaja sehat, cerdas, dan berdaya, maka lahirlah generasi emas yang siap memajukan Indonesia,” ujarnya.
Sesi diskusi menjadi momen yang paling peserta tunggu. Para siswa bersemangat mengajukan dan menjawab berbagai pertanyaan terkait sosialisasi dengan dipandu oleh Gita Armadani.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan cinderamata, berupa sertifikat kepada perwakilan dari Duta GenRe Nusa Tenggara Barat. Penyerahan ini sebagai simbol kerja sama dan terima kasih atas edukasi yang telah diberikan.
Dengan kegiatan ini, KKN PMD Literasi Unram Desa Ubung 2025 menegaskan untuk menjaga masa depan generasi muda.
Terlebih, harapannya melalui edukasi tentang bahaya pernikahan dini serta pencegahan dan penanganan, menjadi langkah nyata menuju desa yang sehat, bebas stunting, dan siap mencetak generasi emas di masa depan. (*)
