Lombok Barat (NTBSatu) – Kuburan Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Bid Propam Polda NTB dibongkar pada Kamis, 1 Mei 2025 pagi.
Pembongkaran ini untuk melakukan proses ekshumasi dalam rangka mengungkap penyebab kematian janggal almarhum di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara.
Tim ekshumasi mulai membongkar makam di TPU Peresak, Dusun Jejelok, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, sekitar pukul 08.00 Wita.
Puluhan anggota polisi terlihat berjaga di sekitar lokasi. Garis polisi membentang mengelilingi area makam, sementara petugas mengenakan masker dan perlengkapan lengkap saat melakukan pembongkaran.
Sejumlah warga dan kerabat tampak menyaksikan dari balik pagar. Suasana haru bercampur penasaran pun timbul di sekitar pemakaman.
Autopsi jenazah Brigadir Nurhadi dilakukan oleh tim dokter forensik yang didatangkan langsung dari Jakarta oleh Mabes Polri.
Langkah ini diambil setelah pihak keluarga korban, yang semula menolak autopsi, berubah pikiran dan meminta agar jenazah diperiksa kembali.
“Setelah berunding, kami sekeluarga sepakat mengikuti langkah kepolisian untuk melakukan autopsi,” kata kakak korban, Hambali, pagi ini.
Ia menyebut, pihak keluarga siap menempuh jalur hukum apabila kejanggalan dalam kematian anggota Bid Propam Polda NTB tersebut terbukti.
“Iya kita siap, kita akan ikuti langkah dari kepolisian,” tambahnya.
Kronologi
Sebelumnya, Brigadir Nurhadi ditemukan meninggal di Gili Trawangan, Lombok Utara, Rabu, 16 April 2025.
Informasi NTBSatu peroleh, Brigadir Nurhadi meninggal di salah satu tempat penginapan destinasi wisata tersebut.
Korban awalnya bersantai di area tempat penginapan sekitar pukul 16.40 Wita. Ia kemudian mulai berenang sekitar pukul 17.00 Wita.
Tiba-tiba salah seorang rekannya melihat korban berada di dasar kolam saat memasuki area penginapan. Rekannya itu pun mengevakuasi Brigadir Nurhadi ke pinggir kolam dan memanggil temannya.
Temannya ini lah yang menghubungi pihak penginapan untuk meminta bantuan. Selanjutnya, pihak penginapan menghubungi salah satu klinik di Gili Trawangan. Tenaga kesehatan pun melakukan tindakan medis di tempat kejadian. Namun tidak ada respons dari korban.
Sesampainya di klinik dilakukan pengecekan EKG, namun tenaga medis menyebut detak jantung korban sudah tidak terdeteksi. Akhirnya, sekitar pukul 22.14 Wita, dokter menyatakan Brigadir Nurhadi telah meninggal dunia. (*)