Ferry Irwandi Temui Agam Rinjani saat Perbaiki Layanan Kesehatan di Tamiang Hulu Aceh
Mataram (NTBSatu) – Ferry Irwandi mengunjungi Puskesmas Tamiang Hulu, Provinsi Aceh, untuk melihat langsung upaya perbaikan layanan kesehatan pascabencana.
Kunjungan tersebut mempertemukan Ferry Irwandi dengan Agam Rinjani beserta tim, yang tengah fokus menguatkan sarana dan prasarana pendukung pelayanan medis bagi warga setempat.
“Di Puskesmas Tamiang Hulu bertemu dengan bang @agam_rinjani dan team yang sedang mengerjakan beberapa kebutuhan sarana dan prasarana penunjang layanan kesehatan,” tulis Ferry Irwandi mengutip Instagram @irwandiferry, Sabtu, 27 Desember 2025.
Ia menyampaikan kunjungan tersebut bertujuan untuk memahami kebutuhan nyata fasilitas kesehatan, sekaligus menjalin diskusi strategis. Ferry menilai, langkah cepat dan pendekatan taktis menjadi kunci utama dalam penanganan kondisi darurat kesehatan masyarakat.
Ia mengaku memperoleh banyak pelajaran berharga, terutama terkait manajemen lapangan dan kerja kolektif. Menurutnya, semangat kebersamaan yang Agam Rinjani bangun bersama tim mampu menghadirkan solusi konkret bagi masyarakat.
“Kami melakukan sharing knowledge, tentang apa saja yang dibutuhkan dan hal-hal yang harus dilakukan. Saya belajar banyak dari beliau, begitu sigap dan taktis. Semangat kolektivitas yang luar biasa, semoga suatu hari bisa bertemu kembali di keadaan yang lebih baik,” tambahnya.
Fokus Pemulihan Fasilitas Kesehatan
Agam Rinjani turut merespons kunjungan tersebut melalui akun Instagram @agam_rinjani. Ia menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ferry Irwandi, sekaligus menyuarakan harapan agar bantuan segera menjangkau warga.
Agam menekankan pentingnya pemulihan layanan kesehatan sebagai fondasi utama, agar Aceh mampu bangkit secara menyeluruh.
Dalam video yang ia unggah, Agam Rinjani menjelaskan kondisi warga terdampak bencana. Ia menggambarkan kebutuhan mendesak terkait kebersihan lingkungan, terutama sumur warga yang kotor dan kekurangan peralatan.
Agam bersama tim berinisiatif mengumpulkan alat secara mandiri, lalu memanfaatkannya secara bergantian oleh warga.
“Semua rumahnya warga ingin dibersihkan sumurnya, alatnya tidak ada. Kalau ini kami secara mandiri beberapa nyumbang ke sana, dipakai secara kolektif. Selesai satu, pindah satu, kami suplai gensetnya juga,” ujar Agam.
Ia menambahkan, pendekatan tersebut mendorong kemandirian warga tanpa ketergantungan pada relawan. “Mereka jadi nggak perlu lagi relawan yang kerja, secara mandiri mereka bersihkan,” lanjutnya.
Agam juga menegaskan prioritas utama tetap tertuju pada fasilitas kesehatan. “Kami juga kewalahan kalau mau ngurus rumah warga, mending fasilitas kesehatan dulu,” katanya.
Menurutnya, keberlangsungan layanan kesehatan menentukan keselamatan warga. Kolaborasi lapangan yang solid menjadi kunci agar proses pemulihan berjalan cepat dan efektif. (*)



