Dilalui Anak Ngaji, Ibu-ibu di Lombok Timur Perbaiki Jalan Rusak dengan Dana Pribadi
Lombok Timur (NTBSatu) – Kepedulian terhadap keselamatan anak-anak yang belajar mengaji mendorong aksi sejumlah ibu wali santri TPQ Hidayatul Mukhlasin di Desa Selagik, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.
Mereka turun tangan langsung memperbaiki jalan rusak, yang selama ini menjadi akses utama menuju tempat belajar Al-Qur’an tersebut.
Mereka membiayai perbaikan jalan secara mandiri melalui hasil donasi dan iuran bersama. Jalan yang berada di sekitar lingkungan TPQ Hidayatul Mukhlasin itu sebelumnya penuh lubang dan bebatuan lepas.
Saat musim hujan, permukaan jalan menjadi licin dan berlumpur sehingga berisiko tinggi bagi anak-anak yang setiap sore melintas untuk mengikuti kegiatan mengaji. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran para orang tua, khususnya para ibu, terhadap keselamatan putra-putri mereka.
Merespons situasi itu, para ibu wali santri bersepakat mengumpulkan dana untuk membeli material berupa pasir, batu, dan semen. Mereka kemudian mengerjakan perbaikan jalan secara gotong royong tanpa menunggu bantuan pihak lain.
Inisiatif ini lahir murni dari kepedulian bersama terhadap kenyamanan dan keamanan lingkungan. Salah seorang ibu wali santri, Linda mengatakan, aksi tersebut berangkat dari keresahan sederhana yang para orang tua rasakan setiap hari.
Anak-anak kerap terpeleset saat berangkat maupun pulang mengaji, terutama ketika hujan turun. “Jadinya kami sepakat memperbaikinya bersama demi keselamatan anak-anak,” ujar Linda, Selasa, 23 Desember 2025.
Aksi swadaya tersebut mendapat apresiasi dari warga sekitar. Selain memperlancar akses menuju TPQ, kegiatan itu juga dinilai memperkuat nilai kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat Desa Selagik.
Para ibu berharap perbaikan jalan ini bisa memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya bagi santri TPQ Hidayatul Mukhlasin, tetapi juga bagi warga lain yang setiap hari menggunakan jalan tersebut sebagai jalur aktivitas.
Di lokasi, tampak para ibu berjilbab dan mengenakan pakaian sederhana bergantian mengaduk adonan semen, mengangkut batu, dan meratakan permukaan jalan. Suasana gotong royong berlangsung hangat di tengah hamparan sawah, memperlihatkan semangat kebersamaan warga desa. (*)



