Angka Stunting Sumbawa Naik Jadi 29 Persen
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa mencatat, angka stunting mengalami kenaikan pada akhir 2024. Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting meningkat dari 25,7 persen menjadi 29 persen atau naik sebesar 3,3 persen.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Sumbawa, Lalu Suharmaji Kertawijaya mengatakan, kenaikan tersebut akibat berbagai faktor. Terutama di wilayah terpencil dan kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
“Permasalahan utama masih berkaitan dengan infrastruktur, sanitasi, kepemilikan jamban, serta perilaku ibu hamil dan anak. Dua tahun pertama kehidupan anak ini fase paling krusial yang harus dijaga,” jelasnya pada Jumat, 19 Desember 2025.
Ia menyebut, Pemkab Sumbawa telah melakukan pra-Musrenbang daerah dengan rangkaian rembuk stunting. Selain faktor lingkungan, rendahnya pemenuhan ASI eksklusif juga menjadi penyebab meningkatnya angka stunting.
Prioritas Penanganan Stunting Pemkab Sumbawa
Menurutnya, kebutuhan gizi anak pada masa awal kehidupan belum sepenuhnya terpenuhi secara optimal. Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Sumbawa menetapkan delapan kecamatan dan 11 desa atau kelurahan sebagai lokus prioritas penanganan stunting pada 2026.
“Penanganan kita fokuskan di tingkat desa, karena Posyandu berada di garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak,” tambahnya.
Salah satu desa yang menjadi perhatian khusus adalah Desa Emang Lestari, Kecamatan Lunyuk yang masuk daftar prioritas akibat adanya tren peningkatan kasus stunting. Selain itu, dua wilayah perkotaan, yakni Kelurahan Brang Biji dan Kelurahan Uma Sima, juga tercatat mengalami kenaikan kasus.
“Penanganan stunting ini melibatkan semua OPD, karena seluruh perangkat daerah masuk dalam tim percepatan penurunan stunting,” ujarnya.
Pemkab Sumbawa, lanjut Suharmaji, akan melakukan evaluasi dan re-group program agar intervensi lebih tepat sasaran dan tidak bersifat seremonial semata.
“Kami optimistis dengan penguatan koordinasi lintas sektor dan fokus pada desa lokus, angka stunting ke depan bisa ditekan. Targetnya jelas, harus ada penurunan,” tegasnya.
Suharmaji memaparkan, 11 desa dan kelurahan sebagai lokus prioritas penanganan stunting 2026 meliputi; Brang Biji, Emang Lestari, Penyaring, Pada Suka, Labangka, Baturotok, Uma Sima, Labuan Jambu, Suka Mulya, Pungkit, dan Labuhan Aji. (*)



