Korban Kebakaran Terra Drone Kirim Voice Note Terakhir Minta Maaf ke Keluarga
Mataram (NTBSatu) – Insiden kebakaran maut yang menghanguskan gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, meninggalkan kisah pilu. Peristiwa tersebut bukan hanya merusak bangunan, tetapi juga menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang kehilangan orang tercinta.
Salah satu kisah yang menyayat hati datang dari seorang korban bernama Ervina. Ia sempat mengirim voice note atau pesan suara terakhir kepada keluarganya, sebelum kehilangan nyawa dalam kobaran api.
Rekaman suara Ervina muncul di akun TikTok @detikcom dan langsung menarik perhatian publik. Ribuan pengguna TikTok memberikan tanda suka, sementara ratusan komentar muncul sebagai wujud empati terhadap tragedi yang terjadi.
Dalam voice note yang beredar, Ervina menyampaikan kondisi genting yang ia hadapi. Ia masih berusaha menghubungi keluarga dan mengirimkan permintaan maaf.
“Gua (saya, red) udah nggak tau lagi yak, eh sumpah ini gua udah (suara teriakan minta tolong rekannya) udah bener-bener nggak bisa ngapa-ngapain. Gua udah bener-bener nggak bisa ngapa-ngapain ini ya guys, maaf banget gua, gua nggak tau lagi ini,” ucap Ervina dalam rekaman tersebut.
Suasana yang tergambar melalui pesan itu langsung menyentuh hati banyak orang, karena menunjukkan perjuangan Ervina dalam detik-detik terakhir hidupnya.
Tanggapan Warganet
Setelah rekaman tersebut menyebar luas, warganet merespons dengan rasa haru dan kesedihan yang mendalam. Banyak komentar muncul sebagai bentuk simpati terhadap keluarga korban.
“Yang bikin nangis itu ada yang sempat telpon orang tuanya untuk meminta maaf, dan akhirnya ditemukan meninggal,” kata akun @heyitspsari.
Warganet lain membayangkan kepanikan para korban saat asap tebal memenuhi ruangan. Mereka ikut merasakan ketegangan yang tercipta dalam situasi tersebut.
Akun @7juna menambahkan, “Ngebayangin bagaimana paniknya dimana asap tebal diruangan gelap, nafas susah dan buka mata susah”.
Voice note terakhir Ervina menjadi bukti mengenai perjuangan dan cinta seorang anak kepada keluarganya, bahkan pada detik paling kritis. Meski peristiwa tersebut sudah berlalu, kenangan tentang keberanian dan pesan terakhirnya masih membekas kuat dalam ingatan publik. (*)



