Cak Imin Minta Bahlil-Raja Juli Tobat Nasuha Buntut Bencana Sumatra
Jakarta (NTBSatu) – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengajak sejumlah menteri, melakukan tobat nasuha atau pertobatan yang sungguh-sungguh buntut bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Sumatra.
Ajakan tersebut Cak Imin sampaikan dalam pidatonya di Workshop Kepala Sekolah untuk Program SMK Go Global di Bandung, Jawa Barat, Senin, 1 Desember 2025.
Cak Imin menilai, bencana hidrometeorologi yang memakan korban jiwa dalam jumlah besar di kawasan Sumatra harus menjadi momentum bagi seluruh pihak. Terutama pejabat pemerintah, untuk melakukan introspeksi mendalam.
“Yang pertama lingkungan kita yang kritis akibat kesalahan kita sendiri. Yang kedua perencanaan dan antisipasi yang rendah dari kita semua sebagai bangsa,” ujarnya dalam video di YouTube Kemenko PMRI, Senin malam, 1 Desember 2025.
Selain bencana yang terjadi di Sumatra, Cak Imin mengaku melihat tanda-tanda ancaman bencana di wilayah lain.
Ia mencontohkan, kunjungannya ke Sukabumi beberapa hari lalu untuk meletakkan batu pertama pembangunan rumah relokasi korban bencana.
“Di depan mata kita sudah sangat terlihat titik-titik yang bakal menyusun bencana longsor di berbagai tempat,” katanya.
Karena itu, Cak Imin mengajak semua pihak untuk bersatu memperbaiki kondisi bangsa dan melakukan langkah-langkah konkret.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PKB itu menyebut, telah mengirim surat kepada sejumlah menteri yang berkaitan dengan penanganan dan pencegahan bencana.
“Hari ini saya berkirim surat ke Menteri Kehutanan (Raja Juli Antoni). Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia), Menteri Lingkungan Hidup (Hanif Faisol Nurofiq). Untuk bersama-sama evaluasi total seluruh kebijakan dan langkah-langkah kita, sebagai wujud komitmen dan kesungguhan kita sebagai pemerintah,” tegasnya.
Cak Imin menutup pidatonya dengan seruan moral bernuansa keagamaan. “Bahasa NU-nya, taubatan nasuha. Taubatan nasuha itu kuncinya satu, evaluasi total policy semua aspek dari sejak kita berpikir melangkah dan berbuat. Kiamat bukan sudah dekat, kiamat sudah terjadi akibat kelalaian kita sendiri,” ujarnya. (*)



