Diskominfotik SumbawaSumbawa

Bupati Jarot Sebut Sengon dan Kemiri sebagai “ATM Hidup” untuk Petani Sumbawa

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot mendorong petani memanfaatkan pohon bernilai ekonomi tinggi, seperti kemiri dan sengon laut sebagai solusi ekonomi hijau sekaligus upaya konservasi hutan dan sumber air.

Menurutnya, dua jenis pohon ini dapat berfungsi layaknya “ATM hidup” bagi masyarakat karena memberi penghasilan stabil dan berkelanjutan.

Kemiri untuk Lahan Tinggi

Bupati Jarot mencontohkan seorang warga Lantung, Hamzah yang telah menanam 700 pohon kemiri. Dalam lima hingga enam tahun, pohon-pohon ini mulai berbuah dan diperkirakan menghasilkan Rp700 juta per tahun.

“Kalau dibandingkan menanam padi atau jagung, kemiri jauh lebih menguntungkan. Padi hanya menghasilkan sekitar Rp15 juta per hektare per panen, jagung pun sama,” jelasnya, Kamis, 6 November 2025

Ia menambahkan, menanam kemiri tidak memerlukan perawatan intensif, alat berat, atau penyemaian khusus, sehingga lebih praktis bagi petani.

Sengon Laut untuk Lahan Rendah

Untuk lahan dataran rendah, Jarot mendorong penanaman sengon laut. Pohon ini memiliki potensi hasil hingga Rp200 juta per hektare setelah berumur lima tahun.

Selain nilai ekonominya tinggi, sengon laut dapat dipanen sepanjang tahun. Petani dapat menjualnya kapan saja sesuai kebutuhan, sehingga berfungsi seperti “ATM dalam kantong”.

“Kalau butuh uang, tinggal hubungi pembeli, potong pohonnya, dan hasilnya langsung cair. Ini berbeda dengan sapi atau tanaman musiman yang tidak selalu ada pasar,” ujar Jarot.

Bupati Jarot menekankan agar pohon ditanam di lahan berpagar atau dijaga, agar tidak dimakan ternak. “Menanam tanpa pagar, sama dengan membuang garam ke laut, karena upaya menanam menjadi sia-sia,” jelasnya.

Jarot juga mengingatkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) agar tidak hanya fokus mengatur distribusi air, tetapi juga menjaga sumber mata air dan hutan.

Bupati Jarot juga mendorong pejabat, seperti kepala dinas dan anggota DPRD Sumbawa menanam pohon sebagai contoh agar masyarakat termotivasi.

“Jika sumber air hilang karena hutan rusak, P3A tidak memiliki pekerjaan dan fungsi mereka akan hilang. Menjaga hutan adalah investasi masa depan anak cucu kita,” tegas Jarot.

Program penanaman pohon produktif ini menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah dalam mendorong ekonomi hijau, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memastikan ketahanan air di Kabupaten Sumbawa.

“Setiap pohon yang tumbuh adalah penghasilan sekaligus harapan baru bagi bumi dan masyarakat Sumbawa,” tambahnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button