Waspada Awal November! Mataram Siapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi
 
						Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, mulai bersiaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi jelang akhir tahun. Langkah ini dilakukan setelah adanya peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari 2026.
“Sekarang kita diminta waspada karena menuju peralihan musim hujan di awal November,” ujar Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Ahmad Muzakki usai rapat koordinasi satgas penanggulangan bencana di Kantor Wali Kota Mataram, Jumat, 31 Oktober 2025.
Gelar Apel Kesiapsiagaan dan Bentuk Posko Bencana
Sebagai langkah awal, Pemkot Mataram akan menggelar apel kesiapsiagaan bencana sesuai arahan Wali Kota Mataram. Tahun ini, apel tersebut akan melibatkan unsur masyarakat, komunitas, dan relawan.
“Apel itu nanti untuk mengecek seluruh peralatan, dukungan transportasi, serta kesiapan sumber daya manusia. BMKG juga sudah memaparkan potensi cuaca enam bulan ke depan,” kata Muzakki.
Selain apel, pemerintah berencana menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi. Jika eskalasi meningkat, status tersebut dapat naik menjadi tanggap darurat bencana.
“Kita akan lihat situasinya pada November. Kalau curah hujan meningkat signifikan, status akan dinaikkan,” tambahnya.
Pemkot juga menginstruksikan, seluruh camat dan lurah untuk membuka posko kesiapsiagaan dan membentuk grup koordinasi bersama Ketua RT dan Kepala Lingkungan.
“Langkah ini untuk memastikan kesiapan di tingkat bawah. Jangan menunggu hujan deras baru bertindak. Gotong royong membersihkan saluran air harus digalakkan sejak sekarang,” tegas Muzakki.
Ia juga menekankan agar informasi kesiapsiagaan tidak hanya melalui media sosial, tetapi juga langsung ke masyarakat di lapangan.
Antisipasi Banjir Rob dan Koordinasi dengan Lombok Barat
Pemkot Mataram juga menyoroti potensi banjir rob di kawasan pesisir pada minggu ketiga November. Potensi ini menjadi perhatian serius karena banjir besar yang terjadi pada Juli lalu, menjadi pelajaran penting untuk memperkuat langkah pencegahan.
Selain itu, Pemkot akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengenai pengelolaan pintu air dan aliran sungai. “Kita di posisi hilir, jadi koordinasi penting untuk mengantisipasi luapan air dari wilayah Lombok Barat,” jelas Muzakki.
Waspadai Cuaca Ekstrem, Gelombang Laut di Bawah 5 Meter
Berdasarkan data peringatan dini BMKG, curah hujan tinggi dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Kota Mataram pada awal November. Meski demikian, tinggi gelombang laut di perairan sekitar masih di bawah lima meter dan tergolong aman.
“Pak Wali Kota sudah mengingatkan agar tidak menunggu bencana datang. Semua harus siap antisipasi lebih awal,” tegas Muzakki.
Sementara itu, Camat Sekarbela, Arief Satriawan menyatakan, pihaknya sudah mulai membentuk posko di setiap kelurahan serta memastikan peralatan pendukung siap berfungsi.
“Tadi pagi kami gotong royong membersihkan Sungai Ancar bersama warga dan pecinta alam, mulai dari kawasan Sunset Land. Ini bagian dari kesiapsiagaan kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, hampir seluruh wilayah Sekarbela termasuk daerah rawan bencana hidrometeorologi karena berada di wilayah hilir dan dekat pantai.
“Kewaspadaan dini tetap diutamakan. Posko utama akan kami siapkan di kantor kecamatan dan di tiap kelurahan,” jelasnya. (*)
 
				 
					 
  


