Tekan Angka Kemiskinan, Gubernur NTB Dorong Hilirisasi dan Desa Berdaya

Mataram (NTBSatu) – Pengentasan kemiskinan ekstrem menjadi salah satu program prioritas Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB tahun 2025.
Laporan Panitia Khusus (Pansus) RPJMD DPRD NTB beberapa waktu lalu, angka kemiskinan ekstrem di NTB berada pada angka 2,04 persen. Jumlah itu jauh di atas rata-rata nasional yang mencapai 0,85 persen.
Kantong-kantong kemiskinan terkonsentrasi di Lombok Utara (23,96 persen), Lombok Timur (14,51 persen), dan Bima (13,88 persen). Adapun jumlah kantong kemiskinan tersebar di 106 desa se-NTB.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menegaskan, fokus pembangunan daerah saat ini diarahkan pada pengentasan kemiskinan melalui hilirisasi sektor pangan serta penguatan program desa berdaya.
“Kami punya potensi melimpah dari jagung, kopi, coklat, hingga tuna. Namun, masalah utama NTB adalah hilirisasi. Karena itu, strategi kami adalah memperkuat ketahanan pangan dan pariwisata agar ekonomi rakyat bisa naik,” ujar Iqbal, saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LXIII di Kantor Gubernur NTB, Jumat, 12 September 2025.
Ia menekankan, tingkat kemiskinan di NTB masih sekitar 11,5 persen hingga 12 persen meski provinsi tersebut kaya sumber daya alam. Untuk itu pemerintah meluncurkan program Desa Berdaya. Yakni, transformasi desa miskin menjadi desa mandiri melalui intervensi dua tahun bertahap.
Siapkan NTB Capital
Selain menggenjot sektor pertanian dan perikanan, Pemprov NTB juga tengah menyiapkan NTB Capital. Merupakan badan usaha yang dirancang untuk menarik investasi dan memastikan keterlibatan pemerintah daerah dalam proyek strategis.
“Dengan NTB Capital, investor akan lebih mudah masuk, karena ada jaminan kepastian dan keterlibatan daerah,” tambahnya.
Iqbal juga menyoroti pentingnya inovasi untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan penyimpanan hasil panen agar harga produk pertanian tetap stabil.
“Petani selalu menjual saat panen raya sehingga harga jatuh. Dengan storage yang memadai kita bisa tahan dulu sampai harga membaik,” jelasnya.
Di akhir sambutannya Iqbal mengajak para peserta kunjungan untuk turut memberikan masukan, solusi, sekaligus menikmati produk-produk lokal NTB.
“Restoran di sini enak-enak, buahnya segar, dan produk UMKM sangat berkualitas. Jangan lupa untuk berkontribusi pada ekonomi lokal,” katanya. (*)