Puskesmas di Lombok Timur Diamuk Warga, Diduga Tolak Pasien Kritis

Lombok Timur (NTBSatu) – Warga mengamuk di Puskesmas Montong Betok, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, Senin, 8 September 2025. Kasus ini menambah daftar panjang kematian setelah tak mendapat penanganan medis di Puskesmas.
Pemicunya, seorang pasien bernama Sukmin (65), warga Dusun Temusik, meninggal dunia. Dugaannya, korban meninggal dunia karena tidak mendapat layanan medis di puskesmas.
Keluarga korban menceritakan bahwa Sukmin mengalami kondisi kritis pada malam hari. Namun, pihak puskesmas menolak memberikan perawatan dengan alasan ruang perawatan penuh.
Permintaan keluarga untuk menggunakan ambulans guna merujuk pasien ke rumah sakit juga mendapat penolakan. Petugas menyarankan agar keluarga menggunakan kendaraan pribadi.
Karena panik, keluarga akhirnya membawa Sukmin dengan mobil pikap milik tetangga. Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong.
Setibanya di RS Anggoro, tim medis hanya bisa memastikan bahwa pasien telah meninggal dunia. Warga kemudian membawa jenazah ke rumah duka menggunakan ambulans rumah sakit.
Keluarga Mengecam
Kerabat korban, mengecam keras sikap puskesmas. Ia menilai tenaga medis seharusnya lebih tanggap terhadap pasien kritis.
Peristiwa ini langsung memicu kemarahan warga. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan Dinas Kesehatan segera mengevaluasi sistem pelayanan di Puskesmas Montong Betok agar kasus serupa tidak terulang.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Puskesmas Montong Betok, Syaiful Idris, membantah tudingan penolakan pasien. Ia menegaskan bahwa tenaga medis tetap memberikan pelayanan sesuai prosedur.
“Keluarga dalam kondisi panik, sehingga terjadi salah paham. Kami sudah lakukan pemeriksaan, bahkan sempat dilakukan EKG oleh dokter kami,” kata Syaiful, Kamis, 11 September 2025.
Menurutnya, saat kejadian ruang UGD yang memiliki lima tempat tidur sudah penuh, begitu juga ruang rawat inap. Selain itu, pada waktu bersamaan ada pasien ibu hamil yang juga harus dirujuk.
“Kebetulan waktunya bersamaan. Karena itu kami siapkan surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Syaiful juga menyatakan pihaknya telah menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga korban.
“Kami sudah menemui keluarga dan ikut hadir di rumah duka. Evaluasi internal dengan seluruh staf juga sudah kami lakukan agar pelayanan darurat bisa lebih cepat ditangani,” tambahnya.
Kasus ini memicu diskusi luas di media sosial, terutama di TikTok, di mana banyak warga meluapkan kekecewaan terhadap pelayanan Puskesmas Montong Betok.
Mereka berharap pemerintah daerah memperbaiki mutu layanan kesehatan agar masyarakat tidak lagi menjadi korban. (*)