ADVERTORIALPariwisata

Deru Bisnis Transportasi di Mandalika, Bahan Bakarnya Event Kelas Dunia

Mataram (NTBSatu) — Suara deru mesin Motor Sport Grand Prix (MotoGP) dan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika bukan hanya memacu adrenalin penonton, tetapi juga memacu roda perekonomian warga sekitar.

Sejak Presiden Joko Widodo meresmikan kawasan ini pada Jumat, 12 November 2021. Denyut Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, terus menguat.

Di antara wajah-wajah yang merasakan dampak langsung adalah Gendut Hardianto, atau yang akrab dengan sapaan Geri.

Pria berusia 35 tahun ini mengelola usaha bisnis transportasi melalui tour and travel di kawasan Sirkuit Mandalika.

Paketnya beragam, mulai dari penjemputan, tur Kuta Mandalika, Mataram, Sembalun, hingga Gili.

IKLAN

Pelanggannya datang dari berbagai penjuru dunia Spanyol, Australia, Argentina, Jerman, dan lainnya dengan kesan positif tentang pesona Kuta Mandalika.

“Masa-masa high season penghasilan bersih saya bisa tembus 2–3 juta per hari. Kalau hari biasa, sekitar 1–1,5 juta,” ujarnya dihubungi NTBSatu, Minggu, 10 Agustus 2025.

Tak hanya mengantar wisatawan, Geri juga pernah menjadi tenant saat gelaran perdana MotoGP dan WSBK. Memanfaatkan tingginya arus pengunjung untuk menjual produk aksesoris dan kerajinan di sekitar sirkuit.

“Pernah saat pariwisata benar-benar meledak, omzet saya sampai 40 juta dalam satu musim,” kenangnya.

Data dan Dampak Ekonomi

Menurut laporan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), penyelenggaraan MotoGP 2023 mampu mengerek Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar Rp3,59 triliun hingga Rp4,30 triliun.

IKLAN

Untuk tahun ini, dampak ekonomi MotoGP Mandalika 2024 diperkirakan menembus Rp4,5 triliun, memberikan efek berantai yang luas, mulai dari sektor UMKM, transportasi, hingga perhotelan.

Di tingkat daerah, Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi utama penyelenggaraan turut menikmati lonjakan aktivitas ekonomi berbasis pariwisata sebesar 13,45 persen, dengan kontribusi terhadap PDRB daerah mencapai 7,97 persen.

Sektor UMKM menjadi salah satu yang paling merasakan dampak positif.

Pendapatan pelaku usaha kecil melonjak mulai dari 3 persen hingga 100 persen, disertai peningkatan signifikan kunjungan wisatawan ke destinasi unggulan Lombok.

Tak hanya itu, kawasan ini mampu menciptakan lapangan kerja bagi 132.227 orang dari berbagai sektor.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menjadi bukti nyata kontribusi sektor pariwisata dalam mendorong pertumbuhan infrastruktur, menguatkan UMKM, dan memperluas serapan tenaga kerja.

Aksesori hingga Jersey Mandalika

Potret Juna, pedagang Baju Jersey di depan Sirkuit Mandalika. Foto: Sita Saraswati.

Kisah serupa datang di tengah deretan kios warna-warni Bazar Kuta, ada satu lapak yang selalu mencuri perhatian wisatawan.

Pemiliknya adalah Manap (52), tapi di Mandalika semua orang memanggilnya Pak Juna. Sejak awal pembukaan sirkuit, ia sudah menjadi “pemain lama” yang tak pernah absen menggelar dagangan.

Lapaknya penuh oleh pernak-pernik khas Lombok. Ada kalung mutiara, gelang kayu, topi rajut, hingga miniatur perahu.

Tapi yang paling laris musim ini adalah jersey bergambar kontur liku-liku Sirkuit Mandalika, yang jadi incaran turis mancanegara.

“Harganya mulai Rp125 ribu sampai Rp350 ribu, tergantung bahan dan desain. Kalau ada MotoGP atau WSBK, bisa habis ratusan potong dalam beberapa hari,” kata Pak Juna, sambil menepuk-nepuk tumpukan jersey warna-warni yang baru saja tiba dari penjahit langganannya.

Latihan Menjaga Kualitas

ITDC Mandalika tidak hanya menghadirkan infrastruktur kelas dunia, tetapi juga membekali pelaku usaha lokal dengan keterampilan.

Geri dan Juna mengikuti InJourney Hospitality House (IHH) Batch 4 pada 25–27 Oktober 2023, yang memuat pelatihan prinsip Sapta Pesona.

Aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan serta teknik melayani wisatawan sesuai karakter dan kebutuhan mereka.

“Kami jadi tahu cara mengidentifikasi karakter tamu dan menyesuaikan pelayanan. Itu penting supaya wisatawan mau kembali lagi,” jelas Juna.

Bagi para pelaku UMKM di Mandalika, event besar ibarat bahan bakar utama. Semakin sering pemerintah maupun swasta menggelar kegiatan, semakin stabil roda ekonomi mereka.

“Kita ingin wisatawan yang datang ke Kuta Mandalika ini balik lagi, dan tidak kapok liburan ke sini,” tutup Geri, penuh optimisme. (*)

Berita Terkait

Back to top button