INTERNASIONAL

Mengenal Reza Pahlavi, Putra Mahkota Iran yang Serukan Ganti Rezim Ali Khamenei

Jakarta (NTBSatu) – Putra mahkota Iran, Reza Pahlavi, yang kini hidup dalam pengasingan, kembali menjadi sorotan internasional. Ia secara terbuka menyerukan pergantian rezim Ayatollah Ali Khamenei. Menyusul serangan Israel ke Iran, Jumat, 13 Juni 2025.

Reza Pahlavi menyebut rezim saat ini lemah dan berada di ambang perpecahan. Dalam pernyataannya, Reza mengajak rakyat Iran untuk merebut kembali negara mereka.

“Iran adalah milik kalian dan kalian harus merebutnya kembali. Saya bersama kalian. Tetaplah kuat dan kita akan menang,” ujarnya dalam laporan France24, mengutip pada Minggu, 22 Juni 2025.

Ia juga meminta militer dan pasukan keamanan untuk memisahkan diri dari rezim serta menghormati sumpah sebagai prajurit yang terhormat. 

IKLAN

Tidak hanya kepada rakyat Iran, Reza juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk menghentikan dukungan terhadap pemerintahan Iran saat ini, yang menurutnya sudah kehilangan legitimasi.

Lantas, siapa sebenarnya sosok Reza Pahlavi ini? Dilansir dari laman rezapahlavi.org, berikut profil lengkapnya!

Profil Reza Pahlavi

Reza Pahlavi lahir di Teheran pada 31 Oktober 1960 sebagai anak sulung dari Mohammad Reza Shah dan Permaisuri Farah Pahlavi. Ia resmi diangkat menjadi Putra Mahkota pada tahun 1967, ketika ayahnya masih berkuasa.

IKLAN

Namun, Revolusi Islam Iran tahun 1979 menggulingkan pemerintahan monarki dan memaksa keluarga kerajaan untuk meninggalkan negara tersebut.

Pada usia 17 tahun, Reza berangkat ke Amerika Serikat untuk mengikuti pelatihan jet tempur di Pangkalan Angkatan Udara Reese, Texas.

Ia kemudian menyelesaikan pendidikan tinggi di University of Southern California dan meraih gelar dalam ilmu politik.

IKLAN

Aktivitas di Pengasingan

Meskipun hidup di luar negeri sejak 1979, Reza Pahlavi tetap menunjukkan komitmen kuat terhadap masa depan Iran. Ia aktif menyuarakan prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia. 

Putra mahkota Iran itu kerap bertemu dengan para pemimpin dunia, pembuat kebijakan, dan aktivis untuk mengadvokasi perubahan damai di Iran.

Selama empat dekade terakhir, ia telah menyerukan pergantian rezim melalui pembangkangan sipil tanpa kekerasan dan referendum yang bebas. 

Reza juga telah menulis tiga buku yang membahas kondisi politik di Iran, menekankan pentingnya demokrasi sekuler sebagai solusi jangka panjang.

Kehidupan Pribadi

Reza Pahlavi menikah dengan Yasmine Etemad-Amini pada tahun 1986. Mereka dikaruniai tiga putri: Noor, Iman, dan Farah. Yasmine adalah seorang advokat yang berpengalaman, pernah menjadi pengacara untuk Children’s Law Center di Washington, DC, dan mendirikan Yayasan untuk Anak-anak Iran.

Pasangan ini aktif dalam mendukung gerakan demokrasi, menghadiri berbagai acara dan forum yang membahas masa depan Iran. Reza sendiri percaya pada kesetaraan gender dan telah menyatakan bahwa putri-putrinya akan menjadi ahli warisnya secara berurutan.

Reza Pahlavi terus menegaskan bahwa perjuangannya bukan untuk mengembalikan monarki, tetapi untuk membentuk sistem pemerintahan yang demokratis dan sekuler. Ia menolak segala bentuk kekerasan dan mendukung perubahan melalui cara-cara damai yang melibatkan seluruh rakyat Iran. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button