Mataram (NTBSatu) – Dugaan 10 proyek embung bermasalah di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, mendapat respons Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB, Lies Nurkomalasari mengatakan, proyek dengan pagu anggaran Rp191 juta per embung itu belum mulai dikerjakan.
“Hasil komunikasi dengan Kepala Balai SDA Pulau Lombok itu 10 embung belum dikerjakan,” kata Lies, Senin, 24 Maret 2025.
Ia mengaku, anggaran untuk pengerjaan proyek 10 embung tersebut sudah tersedia. Totalnya Rp1,9 miliar. Anggarannya bersumber dari Dinas PUPR NTB.
“Untuk anggarannya sudah ada tapi itu belum ada pengerjaan,” ujarnya.
Sementara soal temuan warga sekitar mengenai adanya kepentingan segelintir orang di balik pengerjaan proyek tersebut, Lies belum bisa menjelaskannya. Menyusul pihaknya belum melakukan pengecekan langsung di lokasi.
Namun, tegas Lies, jika persoalannya adalah penolakan dari warga terhadap pembangunan embung ini, hal itu bisa dikomunikasikan.
“Kalau penolakan bisa kita komunikasikan langsung dengan masyarakat. Apa maunya mereka, itu bisa kita komunikasikan dengan baik,” jelas Lies.
Kapan mulai pembangunan? Kembali Lies tidak memberikan jawaban yang jelas terkait “Kalau itu mah bikin embung cepat,” ucapnya.
Dugaan Menguntungkan Segelintir Pihak
Sebelumnya, Ketua GERAK NTB, Arsa Ali Umar menganggap, 10 progam embung di Lombok Timur tersebut hanya untuk keuntungan segelintir pihak eksekutif dan legislatif. Kecil persentase peruntukannya bagi para petani.
Hal itu ia ungkapkan setelah pihaknya turun melakukan pengecekan lapangan. Temuannya, satu proyek pagu anggarannya sebesar Rp191 juta. Sehingga total untuk 10 proyek tersebut sekitar Rp1,9 miliar. Namun yang mengerjakannya adalah mereka yang memiliki alat berat.
“Mereka memborongnya hanya berkisar di harga Rp30 hingga Rp40 juta. Sehingga jarak selisih dan mark up nya terlalu drastis,” kata Arsa kepada NTBSatu, Sabtu, 15 Maret 2025.
Tidak hanya itu. Arsa juga menemukan beberapa embung petani selalu dikerjakan dan diperbaiki. Dugaannya, karena memang sejak awal proyek tidak berjalan dengan semestinya.
“Berulang-ulang mereka kerjakan. Padahal beberapa tahun lalu pernah juga mereka kerjakan,” tegasnya.