
Mataram (NTBSatu) – Industri manufaktur sepatu di Indonesia kembali mengalami gejolak. Dua pabrik yang memproduksi sepatu untuk merek internasional, salah satunya Nike, menghentikan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ribuan pekerja.
Pabrik tersebut beroperasi di Kabupaten Tangerang, Banten, dan mengandalkan tenaga kerja dalam jumlah besar.
PT Adis Dimension Footwear mengurangi sekitar 1.500 karyawan, sementara PT Victory Ching Luh Indonesia mengakhiri kontrak kerja lebih dari 2.000 orang. Pabrik PT Victory Ching Luh Indonesia yang berlokasi di Pasar Kemis bertanggung jawab atas produksi sepatu Nike di Indonesia.
Perjalanan PT Victory Ching Luh Indonesia dalam Industri Sepatu
Indonesia menjadi salah satu pusat produksi bagi berbagai merek sepatu ternama, termasuk Nike, Adidas, dan Reebok. PT Victory Ching Luh Indonesia berdiri sebagai bagian dari ekspansi bisnis Ching Luh, perusahaan asal Taiwan yang melihat potensi tenaga kerja di Indonesia.
Su Ching Luh mendirikan Grup Ching Luh di Tainan, Taiwan, pada 1969. Pada awalnya, perusahaan ini hanya memproduksi sepatu berbahan PVC untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Namun, dalam perkembangannya, Ching Luh mulai memproduksi sepatu olahraga untuk Puma dan Brooks.
Pada 1974, Mizuno, merek olahraga asal Jepang, menggandeng Ching Luh untuk memproduksi lini sepatunya. Tahun tersebut juga menjadi momen penting karena Ching Luh mulai bekerjasama dengan FootJoy untuk memperluas produksinya.
Permintaan sepatu terus meningkat, mendorong Ching Luh memperluas operasionalnya hingga ke China pada 1989. Pabrik baru di Provinsi Fujian mempercepat laju produksi dan menarik perhatian Adidas, yang kemudian menjalin kerja sama pada 1993.
Ekspansi bisnis semakin meluas. Pada 2004, Ching Luh membangun pabrik pertamanya di luar China dengan mendirikan Vietnam Ching Luh Shoes Co di Long An. Keberadaan pabrik ini membuka peluang bagi kerja sama dengan Nike.
Pada 2007, Ching Luh melihat peluang besar di Indonesia dan memulai operasionalnya di Tangerang melalui PT Victory Ching Luh Indonesia. Pabrik ini fokus memproduksi sepatu untuk Adidas dan Reebok.
Tiga tahun kemudian, Ching Luh memperluas operasinya dengan mendirikan pabrik kedua di Tangerang di bawah PT Ching Luh Indonesia. Pabrik ini menjadi manufaktur sepatu pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi Leadership in Energy and Environmental Design (LEED).
Tahun yang sama, PT Victory Ching Luh Indonesia mulai memproduksi sepatu Nike, memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri manufaktur sepatu di Indonesia.
Gelombang PHK dan Dampaknya pada Industri Sepatu
Keputusan PT Victory Ching Luh Indonesia dan PT Adis Dimension Footwear untuk memangkas ribuan pekerja menunjukkan tekanan besar dalam industri manufaktur sepatu. Ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian, menciptakan dampak ekonomi di sekitar Tangerang dan daerah sekitarnya.
Tantangan dalam industri sepatu semakin kompleks, mulai dari fluktuasi permintaan global hingga efisiensi biaya produksi.
“Ini terjadi karena mengalami order yang tidak menentu dan bahkan cenderung turun. Serta, tidak imbang dengan biaya produksi,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Yoseph Billie Dosiwoda, dikutip Sabtu, 8 Maret 2025. (*)