Mataram (NTBSatu) – Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram (Unram) di Desa Sigar Penjalin, Lombok Utara menggelar sosialisasi zero waste.
Sosialisasi tersebut bertemakan, “Seni dari Sampah, Inovasi Kreatif untuk Mengurangi Limbah”. Berfokus pada gerakan sosial dan lingkungan, yang mengedepankan pentingnya pengelolaan sampah secara kreatif dan bertanggung jawab.
Berbagai komunitas semakin aktif mengangkat konsep zero waste melalui seni, dengan tujuan mengurangi limbah yang mencemari lingkungan. Serta, memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai.
Salah satu bentuk yang paling menonjol, seni daur ulang atau upcycling. Yakni mengolah bahan-bahan yang tidak berguna, seperti plastik, kardus, botol, atau kain bekas menjadi karya seni atau produk bernilai estetika dan fungsional.
Misalnya, seni anyaman yang terbuat dari sampah plastik, tas yang terbuat dari kain bekas.
Inovasi kreatif ini, tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah limbah. Tetapi juga, mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengurangan sampah dan pemanfaatan ulang barang yang dapat didaur ulang.
“Kampanye sosialisasi mengenai zero waste ini, kami lakukan di Ponpes Assa’idiyah yang ada di Desa Sigar Penjalin. Melibatkan seluruh santri dan santriwati, serta pengurus Ponpes. Harapan kami, memperkenalkan teknik-teknik pengolahan sampah menjadi barang berguna mulai ranah sekolah terlebih dahulu. Supaya bisa diterapkan di lingkungan yang lebih luas seperti di desa,” kata Sekretaris KKN PMD Unram Desa Sigar Penjalin 2024-2025, Maya Latri.
Ia menjelaskan, beberapa wilayah di Indonesia juga sudah mulai mengimplementasikan program zero waste. Dengan melibatkan seniman, komunitas lokal, dan pelaku industri kreatif dalam mengurasi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Pendekatan ini, memberikan inspirasi bahwa sampah tidak selalu harus berakhir di tempat pembuangan. Tetapi, dapat menjadi sumber daya yang berharga jika secara kreatif mengelolanya.
“Selain mengurangi dampak lingkungan, seni dari sampah juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi para pengrajin dan pelaku industri kreatif. Serta, membuka wawasan bahwa limbah bisa menjadi karya yang memiliki nilai seni tinggi,” pungkas Maya. (*)