Mataram (NTBSatu) – Kota Mataram, bakal mencetak sejarah sebagai pilot project pengembangan sistem transportasi publik berbasis tenaga listrik.
Inovasi ini diharapkan, menjadi langkah progresif dalam mengurangi ketergantungan pada kendaraan berbahan bakar fosil. Terlebih, selama ini menjadi biang polusi udara dan kemacetan.
Meski banyak yang menyambut positif, rencana ini memunculkan sejumlah pertanyaan strategis. Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, Abd Rachman menyoroti perlunya perencanaan matang.
“Apakah kendaraan listrik ini berupa mobil listrik? Jika iya, bagaimana solusi tersebut akan mengatasi kemacetan, yang hingga kini masih menjadi masalah utama di Mataram?” ujarnya saat wawancara dengan NTBSatu, Senin, 20 Januari 2025.
Rachman menegaskan, meski ramah lingkungan, mobil listrik bisa memperburuk kemacetan jika penggunaannya tidak diiringi dengan manajemen lalu lintas yang baik.
Ia mendukung Pemkot Mataram untuk berinovasi, tetapi menekankan pentingnya kajian mendalam.
“Dengan luas kota hanya 61 kilometer persegi, penting memilih jenis transportasi publik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.
Ia mengingatkan, agar inovasi ini tidak bernasib sama seperti proyek bus kota atau bemo kuning sebelumnya. Yang terbengkalai karena minim kajian dan kurang optimal dalam implementasi.
Lebih lanjut, Ketua DPC Gerinda Kota Mataram ini berharap Pemkot dapat belajar dari pengalaman masa lalu. Agar inovasi transportasi publik listrik ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi mampu memberikan perubahan nyata bagi sistem transportasi kota.
Angkutan Publik Berbasis Listrik
Selain itu, Rachman menyoroti rencana sebelumnya yang sempat menghidupkan kembali bemo kuning sebagai transportasi umum. Meski ide tersebut patut mendapat apresiasi, pelaksanaannya masih jauh dari maksimal.
“Saat jam sibuk, seperti pulang sekolah, kemacetan masih terjadi di banyak titik. Jangan sampai kendaraan listrik justru terjebak dalam kondisi yang sama,” ujarnya.
Menurutnya, inovasi transportasi tidak bisa sekadar mengikuti tren. Pemkot Mataram harus melakukan kajian strategis agar benar-benar berdampak positif.
Salah satu langkah penting adalah melibatkan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida), untuk memastikan setiap rencana diuji secara ilmiah.
“Perencanaan yang matang akan menjamin keberhasilan langkah ini, tanpa menciptakan masalah baru di kemudian hari. Lewat pendekatan yang tepat, transportasi berbasis listrik dapat menjadi solusi signifikan bagi masyarakat Mataram,” tutup Rachman. (*)