Pendidikan

Genderang Merah Putih VII Disebut Menyimpang dari Tema, Panitia: Temanya Bebas

Mataram (NTBSatu) – Lomba marching band, Genderang Merah Putih yang menjadi agenda tahunan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Mataram heboh. Pasalnya, kegiatan yang berlangsung pada tanggal 28-29 Desember 2024 di GOR Tripat, Lombok Barat, disebut menyimpang dari tema yakni nasionalime.

Hal itu terlihat dalam tiga mata lomba, yaitu Unjuk Gelar (Display), Drum Battle, dan Color Guard Contest. Pemenang dari tiga mata lomba tersebut dianggap tidak sesuai dengan tema.

Pada mata lomba Unjuk Gelar misalnya, beberapa peserta yang mengusung tema, lagu, dan gerakan mencerminkan nasional, justeru tersingkir.

Salah satu perserta, Syukur pun menyayangkan adanya dugaan penyimpangan tema tersebut. Bahkan, penyimpangan itu terlihat nyata dari ungkapan salah satu dewan juri saat penutupan.

“Dia (dewan juri) bilang, untuk menjadi pembelajaran pelatih-pelatih ke depan, untuk memperhatikan lagu-lagu yang di bawah,” ujarnya, menyampaikan ungkapan dewan juri tersebut, Minggu, 29 Desember 2024.

Syukur mengatakan, kalau dewan juri mengaku sudah tidak relevan lagi menampilkan lagu-lagu daerah karena monoton. Sebagus apapun tema, jika masih menggunakan lagu daerah dan terdapat campuran lagu lain, tidak bisa menang.

Sehingga, ia mempertanyakan aturan tersebut. Sebab, tidak pernah ada pembahasan mengelai hal tersebut dalam technical meeting.

Syukur turut menyayangkan salah satu peserta asal Dompu, yang menurutnya membawa konsep nasionalisme (kemerdekaan). Namun, mereka justeru harus gugur akibat membawakan lagu daerah.

“Padahal juara pertama contest ini juga mengguanakan lagu daerah dengan campuran lagu lain. Ada apa dengan dewan juri,” tambahnya mempertanyakan.

Ia berharap, Universitas Mataram sebagai perguruhan tinggi terbesar di NTB, harus melakukan evaluasi kegiatan ini. Termasuk ada dugaan ketidak netralan dewan juri.

Penjelasan Panitia

Sementara itu, Koordianator Acara Genderang Merah Putih VII, Rizki Hariyadi menjelaskan, penyelenggaraan tahun ini mengusung tema bebas.

“Temanya bebas tahun ini. Tidak ada tema spesifik, nasionalisme atau culture seperti Genderang Merah Putih VI sebelumnya,” jelasnya kepada NTBSatu, Selasa, 31 Desember 2024.

“Kami ada tema, yaitu Resurgence Revelry: Celebrating the Comeback. Tapi itu tema secara umum, yang menginformasikan kalau kegiatan Genderang Merah Putih ini aktif kembali,” sambung Rizki.

Termasuk juga lagu-lagu yang peserta bawakan saat lomba. Panitia membebaskannya dan telah menyosialisasikannya saat technical meeting.

“Sudah masuk juga dalam juklak dan juknis kami,” tambah Rizki.

Adapun ketentuannya, setiap peserta dapat membawakan lagu-lagunya dengan jumlah yang panitia tidak batasi. Baik itu lagu-lagu yang terpisah atau berdiri sendiri, maupun suatu rangkaian lagu atau medley.

Ketentuan kedua, tidak ada lagu wajib yang peserta harus tampilkan. Peserta bebas menentukan lagu sesuai tema.

“Penilaian untuk lagu-lagu juga tidak ada, lebih ke show para peserta yang dewan juri nilai. Salah satunya, display dan performance. Display itu cara peserta menampilkan lagu-lagunya, bagaimana aransemennya agar tidak monoton. Performance mereka, apakah monoton atau tidak, dan pola-pola barisan, variasi, serta keseragaman saat tampil,” pungkas Rizki. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button