Jakarta (NTBSatu) – Anggota DPD RI Dapil NTB 2024-2029, Mirah Midadan Fahmid optimis Provinsi NTB bisa menjadi daerah maju dan berdaya saing, secara nasional maupun internasional.
Namun, kata Mirah, kemajuan suatu daerah tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Butuh waktu, proses, dan keterlibatan semua pihak untuk membawa masa depan NTB lebih baik ke depan.
Menurutnya, ada dua aspek penting untuk mengakselerasi pembangunan daerah. Pertama, sinkronisiasi program Pemerintah Daerah (Pemda) dengan Pemerintah Pusat (Pempus).
Kedua, tentang kehadiran investasi di daereah sangat menentukan pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Investasi itu penting, bisa membuka lapangan pekerjaan dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar,” paparnya kepada NTBSatu, Jumat, 4 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, bahwa potensi Sumber Daya Alam (SDA) di NTB sangat kaya dan melimpah. Sehingga, sayang kalau potensi tersebut tak bisa dikelola.
“Maka, kita membutuhkan investasi untuk mengelola semua itu,” ujar Mirah.
Selain sinkronisasi program, senator muda ini menekankan tentang peran kreatif dan inovatif dari Pemda agar NTB bisa menjadi daerah yang benar-benar mandiri.
“Pemda jangan hanya menunggu anggaran transfer daerah dari pusat. Karena anggaran dari pusat tidak banyak. Di sinilah tugas penting kami di DPD, bagaimana menjembatani kepentingan Pemda dan Pempus,” tegasnya.
Ditanya mengenai wacana pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa, ia menyatakan pihaknya akan mengkaji lebih dulu hal tersebut.
“Soal pemekaran provinsi ini kita harus memastikan dulu kesiapan dan dampaknya bagaimana. Jangan sampai pas sudah dimekarkan, malah tidak mendatangkan efek positif buat masyarakat. Karena tidak ada kajian yang matang sebelumnya,” ungkap Mirah.
Sebagai informasi, Mirah Midadan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Hasanuddin, dengan spesifik isu ekonomi pembangunan. Mirah kemudian melanjutkan pendidikannya di University of Glasgow, Skotlandia mengambil jurusan ekonomi pembangunan.
Sampai saat ini, Mirah sedang menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia dengan memilih topik penelitian tentang transisi energi di Indonesia. (*) (Ananami)