Mataram (NTBSatu) – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal – Indah Dhamayanti Putri target mendulang suara dukungan 40 persen.
Angka ini dianggap realistis dan cukup untuk memenangkan Pemilihan November 2024. Hal itu diungkapkan Ketua Tim Pemenangan Iqbal-Dinda, Anis Mujahid Akbar.
Hanya saja, Anis tidak ingin jumawa dalam melihat berbagai hasil survei yang ada. Selain itu, ia selalu melihat Zul-Uhel dan Rohmi-Firin sebagai rival yang sangat berat.
“Terlebih, mereka adalah pemimpin dan wakil pemimpin yang pernah menjabat selama lima tahun belakangan,” ungkap Anis dalam konfrensi pers di Rumah Juang Iqbal-Dinda, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Jika dikalkulasi berdasarkan data. Daftar Pemilih Tetap (DPT) NTB ditetapkan KPU sebesar 3.918.291 suara. Sehingga angka kemenangan 40 persen dimaksud adalah 1.591.316 suara.
Anis menyebutkan, ia selalu menghormati seluruh hasil survei yang keluar dari berbagai lembaga survei, baik yang menempatkan Iqbal-Dinda dalam posisi tinggi maupun rendah.
Sebab, bagi Anis, itu bisa jadi rujukan untuk menggencarkan proses pemenangan.
“Hasil survei sangat penting bagi kami. Hasil yang tinggi, tentu tidak akan membuat kami jumawa. Soal hasil yang rendah, kami akan jadikan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan,” papar Anis.
Dengan menampilkan data dan fakta, Anis mengharapkan masyarakat dapat menyalurkan pendapatnya agar membawa NTB berubah ke arah yang lebih baik.
Dalam beberapa waktu terakhir, Anis menyebutkan, pihaknya kesulitan menjangkau seluruh masyarakat. Sebab, permintaan kunjungan untuk berkampanye sangatlah besar.
“Kami berkomitmen untuk menata dengan baik soal permintaan kampanye yang begitu masif,” tandas Anis.
Berkampanye di 15 Titik Sehari
Sementara itu, Juru Bicara Paslon Iqbal-Dinda, Adhar Hakim mengatakan, pihaknya telah berkampanye sebanyak 10-15 titik per hari. Ia mengucapkan terima kasih atas sambutan dan respons positif setiap elemen masyarakat yang terkunjungi.
Respons itu memberikan optimisme kepada Adhar, bahwa Iqbal-Dinda yang membawa ide-ide rasional memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Beberapa waktu belakangan, Adhar juga mengaku ada beberapa riak yang membuat pihaknya kurang berkenan. Terutama yang berasal dari para pendukung rival yang lain.
Maka, ia berharap masa kampanye yang sekarang, dapat berjalan positif, gembira, terbuka, dan berdebat dalam konteks menguji ide. Ia menyatakan, Tim Iqbal-Dinda akan mengatensi investasi ide-ide kecerdasan dalam berdemokrasi.
Bagi Adhar, tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi memang rentan untuk diserang. Maka, ia melihat hal ini dari kacamata positif agar terus mampu menawarkan sesuatu yang baru kepada masyarakat.
“Kami tidak ingin mempersoalkan lembaga survei, meskipun kemudian ada lembaga survei yang menempatkan Iqbal-Dinda di posisi buncit. Begitupun jika Iqbal-Dinda yang berada di posisi atas, tidak akan membuat kami jumawa,” jelas Adhar.
Terakhir, Adhar mengajak seluruh pihak agar bersama-sama mengembangkan komunikasi politik yang relevan untuk menghadapi Pilkada. Ia menyarankan untuk tidak menggunakan cara-cara yang berkampanye hitam ataupun membunuh karakter paslon.
“Sekali lagi, ini merupakan wujud komitmen kami terhadap investasi perilaku demokrasi menuju lebih baik,” tandas Adhar. (*)