Mataram (NTBSatu) – Juru Bicara Pasangan Iqbal-Dinda, Adhar Hakim turut menanggapi hasil survei Nusra Institute. Baginya, hasil survei tersebut cukup menggembirakan.
Hanya saja, pihaknya tidak ingin terlalu terbawa suasana euforia dan terlena atas hasil itu. Adhar menyebutkan, hasil survei Nusra Insitute menunjukkan, pekerjaan Tim Iqbal-Dinda telah baik dan benar di masyarakat.
“Kami tentu gembira, tapi tidak ingin euforia,” ungkap Adhar kepada NTBSatu, Kamis, 3 Oktober 2024.
Bagi Adhar, Iqbal-Dinda yang meraih elektabilitas sebesar 31,0 persen merupakan capaian yang menggembirakan lantaran masih di bawah 50 persen. Artinya, peluang untuk mendekati 50 persen makin besar.
“Perkembangan hasil survei dari Nusra Institute ini sesuai dengan tren yang kami inginkan,” terang Adhar.
Sampai saat ini, Adhar menyatakan bahwa Tim Iqbal-Dinda terus mendapatkan tekanan yang makin keras dan kencang dari kompetitor lainnya. Meskipun demikian, Adhar tidak merinci perihal identitas kompetitor tersebut.
Lebih lanjut, Adhar menjelaskan, seluruh paslon memiliki tim survei dan konsultan masing-masing. Baginya, dalam melakukan hasil survei, yang paling utama adalah keakuratan keilmuan yang harus dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.
“Yang tidak benar ialah jika tim survei menggunakan basis pengetahuan yang salah,” pendapat dari Adhar.
Terakhir, Adhar tidak menampik bahwa peluang untuk berkompetisi masing-masing paslon akan terbuka lebar. Maka, ia menyarankan kepada seluruh paslon dan tim untuk memandang Pilkada sebagai ajang untuk bergembira dan beradu gagasan, bukan sebagai hal yang menakutkan.
“Jangan sampai ada kampanye hitam. Apabila masih kampanye negatif, kami masih menerima jika masih objekftif dan kredibel. Namun, kalau sudah kampanye hitam, saya kira itu adalah perbuatan yang salah,” tandas Adhar.
Berdasarkan hasil survei Nusra Institute, Iqbal-Dinda meraih hasil elektabilitas sebesar 31,0 persen. Rohmi-Firin meraih hasil sebesar 29,3 persen. Serta, Zul-Uhel menempati posisi paling buncit dengan 15,9 persen. Adapun, responden yang masih ragu-ragu atau belum menentukan pilihan sebanyak 23,3 persen.
Hasil Survei Nusra Institute
Direktur Survei Nusra Institute, Roby Satriawan mengungkapkan, elektabilitas Iqbal-Dinda meningkat sebanyak 4,5 persen bila terbandingkan hasil survei pada Juni lalu. Demikian pula elektabilitas Rohmi-Firin yang naik 2,4 persen terbandingkan hasil survei sebelumnya.
Sementara pasangan Zul-Uhel merosot dari angka 29 persen di bulan Juni, turun menjadi 15,9 persen pada September. Terjadi penurunan sebesar 13,1 persen.
Roby mengatakan penentuan sampel dalam survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling. Survei Nusra Institute menyasar 1.000 responden yang memiliki hak suara dalam Pemilihan Gubernur NTB 2024. Survei berlangsung pada 9-13 September 2024.
Margin error 3,16 persen dengan metode multistiage random sampling yang ditarik secara proporsional berdasarkan jumlah wajib pilih di 10 kabupaten/kota, 49 dapil kabupaten, 100 desa, dan 200 TPS se-NTB. Masing-masing TPS ditarik lima responden.
Hanya saja, ada satu dapil kabupaten yang tidak terkena sampel di Kota Bima,” tandas Roby. (*)