Mataram (NTBSatu) – MY Institute menjadi lembaga survei lokal pertama di NTB, yang terdaftar pada Asosiasi Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPSI). Hal ini menjadikan lembaga survei ini setara levelnya dengan lembaga survei nasional lain, seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Indikator Politik Indonesia milik Prof Burhanudin Muhtadi, Saiful Mujani Research dan Consulting.
Direktur MY Institute, Miftahul Arzak membenarkan pihaknya telah terdaftar di Asosiasi PERSEPSI. Peneliti Olat Maras Institute (OMI) itu mengatakan, bahwa MY menjadi angggota ke-72.
“Per 3 Oktober 2024, kami telah resmi menjadi anggota ke-72 dan logp kami juga telah dicantumkan pada website resmi PERSEPSI,” ungkapnya, dalam keterangan resmi NTBSatu terima, Kamis, 3 Oktober 2024.
Menurut Miftah, untuk menjadi anggota PERSEPI tidaklah mudah. Sebab, pihaknya hampir berbulan-bulan mengajukan surat pendaftaran dengan melampirkan syarat metodologi. Serta, pengalaman survei sejak 2017 yang semuanya harus sesuai standar nasional.
Pengalamannya 7 tahun itu dengan melakukan survei untuk Pilkada, Pileg hingga Pilpres ratusan kali serta tidak hanya di NTB menjadi modal besar.
“Alhamdulillah akhirnya per hari ini kami diminta oleh Asosisi untuk tetap melampirkan logo PERSEPSI di setiap kegiatan penelitian. Karena kami telah resmi bergabung,” jelas Miftah.
Ia pun menyebut, momentum ini menjadi langkah awalnya sejak 7 tahun lalu hadir di NTB.
“Untuk menyiapkan rencana ke skala nasional, paling tidak di Pemilu 2029 mendatang,” tambah Miftah.
Mengenai apakah akan terlibat melakukan jejak pendapat di survei resmi Pilkada NTB 2024, ia mengaku, sedang berkomunikasi dengan KPU untuk itu.
“Karena terdapat aturan harus terdaftar di asosiasi minimal 1 tahun. Namun, apapun keputusannya, kita akan tetap mengahargai aturan KPU,” kata Miftah.
Ia pun berharap, melalui asosiasi nanti dapat membicarakan dan mempermudah aturan tersebut. Sehingga, lembaga manapun dapat berkontribusi di Pilkada mendatang, walaupun baru masuk asosiasi.
Tergabung Asosiasi PERSEPSI
Semenatara Ketua Metodologi MY Institute, Yadi Satriadi menyampaikan, pentingnya bergabung asosiasi yang merupakan jaringan nasional yakni pengalaman dan kemampuan dapat lebih diasah. Teruatam pada sisi metodologi.
“Tentu kedepannya kami akan bertemu dengan para Profesor dan ahli di bidang survei pada tingkat nasional, pengalaman dan kemampuan akan di-upgrade. Itu lah yang paling penting,” jelasnya.
Selain itu sejak 2017 lalu hadir di NTB, MY Institute selalu menghadirkan hasil yang akurat, kredibel. Serta, dapat dipertanggung jawabkan secara metodologi.
“Itu yang akan terus kita jaga, ini bukanlah akhir. Namun langkah awal kami untuk semakin berhati-hati dalam menyajikan hasil penelitian dan hasil survei kepada publik,” tegas Yadi.
Terutama sejak 7 tahun lalu hingga saat ini, pihaknya tidak semata-mata mengejar popularitas atau bahkan money oriented. Namun, benar-benar dapat bermanfaat untuk sekitar.
“Karena terhitung hampir 50 persen penelitian yang kami lakukan adalah penelitian sosial. Bahka tidak jarang mengkritik pemerintah daerah kabupaten maupun provinsi,” tandas Yadi. (*)