Mataram (NTBSatu) – Calon Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah alias Bang Zul mengatakan, keberagaman adalah kesejatian yang mesti diterima seluruh manusia. Menyoal keberagaman, ia mengaku telah terbiasa dengan isu tersebut.
Sejak masa awal bersekolah, ia telah hidup berdampingan masyarakat yang memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Begitupun saat masa berkuliah. Oleh karena itu, memimpin masyarakat yang memiliki latar belakang agama dan suku yang berbeda-beda, bukanlah hal baru baginya.
Namun, saat pulang ke NTB, Bang Zul mulai mendengar suara sayup-sayup mengenai perbedaan suku, keturunan, dan agama. Maka, untuk memangkas hal tersebut, ia mengirimkan banyak mahasiswa NTB untuk berkuliah ke luar negeri. Sebab, saat berkuliah ke luar negeri, mahasiswa akan lebih banyak merasakan semangat kebangsaan, bukan suku, keturunan, dan agama.
“Bayangkan kalau mahasiswa NTB yang berkuliah ke luar negeri menuliskan pesan-pesan yang inklusif, pasti akan terbaca oleh keluarganya di kampung. Sebab, bagi saya, perbedaan adalah keniscayaan yang memang harus ada dan dikompromikan,” ungkapnya, Rabu, 25 September 2024.
Untuk mengdepankan harmonisasi umat beragama selama menjadi gubernur, ia mengaku selalu mengambil keputusan berdasarkan azas profesional. Bukan pada aspek suku, keturunan, dan agama.
Maka, ke depannya, apabila terpilih sebagai gubernur, akan melanjutkan nilai-nilai keberagaman yang pernah terlaksana pada periode sebelumnya. Apabila ingin bersilaturahmi dengan umat beragama yang lain, ia mengaku hal tersebut merupakan hal yang biasa-biasa saja.
“Silaturahmi itu terlaksana bukan karena ingin jadi gubernur, melainkan sama saja seperti silaturahmi yang terlaksana di masa lalu,” kata Gubernur NTB 2018-2023 ini.
Baginya, bersilaturahmi dengan umat beragama yang lain datang dari hati yang paling dalam dan bersifat natural. Bukan untuk mencari simpati dan dukungan lantaran kembali mencalonkan diri sebagai gubernur.
“Karena, pada hakikatnya, seluruh manusia berasal dari sumber yang satu,” tandas Bang Zul. (*)
