Mataram (NTBSatu) – Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, meresmikan dua nama jalan baru di Kota Mataram. Peresmian itu berlangsung pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Mataram Ke-31, Sabtu, 31 Agustus 2024.
“Dua nama jalan ini yaitu, Jalan Aipda Karel S Tubun, yang sebelumnya merupakan Jalan Pelita, dan Jalan H.L. Mudjitahid, yang menggantikan Jalan Flamboyan,” terang Mohan.
Ia mengatakan, acara peresmian ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa pahlawan dan tokoh masyarakat.
“Keduanya merupakan figur yang patut menjadi inspirasi bagi masyarakat,” ucapnya.
Mengenal Karel S Tubun dan H.L. Mudjitahid
Sebagai informasi, penamaan jalan Aipda Karel S Tubun berasal dari nama Karel Satsuit Tubun yang merupakan pahlawan nasional Indonesia. Ia juga merupakan anggota Polri yang menjadi korban Gerakan 30 September pada tahun 1965.
Karel S Tubun lahir pada tanggal 14 Oktober 1928 di Rumadian, Maluku Tenggara. Pada awal tahun 60-an, ia turut serta dalam operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) yang bertugas untuk merebut Irian Barat dari para penjajah.
Pengabdiannya pun terhenti pada 1 Oktober 1965, lantaran gugur akibat penyiksaan PKI meskipun dirinya bukanlah target operasi.
Karel S Tubun yang gugur saat menjalankan tugas mendapat kenaikan pangkat secara anumerta menjadi Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda).
Berdasarkan SK Presiden No.114/KOTI/1965 pada tanggal 5 Oktober 1965, Karel Satsuit Tubun resmi mendapat gelar Pahlawan Revolusi.
Sementara itu, Jalan H.L. Mudjitahid diabadikan untuk menghormati tokoh besar Pulau Lombok, H.L. Mudjitahid. Ia merupakan mantan Bupati Lombok Barat sekaligus mantan Wali Kota Mataram.
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat, HR Warsitakusumah, kala itu melantik Haji Lalu Mudjitahid menjadi Wali Kota Mataram yang pertama.
Ia menjalani pelantikan sesaat setelah peresmian pembentukan Kota Administratif Mataram oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud pada tanggal 29 Agustus 1978.
Miq Muji, begitu sapaannya memimpin Kota Mataram dari tahun 1978-1989. Selanjutnya, ia menjadi Bupati Lombok Barat selama dua periode, dari 1989 – 1999.
Usai tak lagi menjabat di pemerintahan, Miq Muji tetap giat melakukan kegiatan sosial dan terjun ke masyarakat. Ia terlibat aktif di Dewan Masjid Indonesia, Majelis Adat Sasak, Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme NTB hingga membangun sejumlah perguruan tinggi dan lembaga pendidikan di Kota Mataram. (*)