Lombok Timur (NTBSatu) – Dua kasus dugaan bunuh diri dengan cara gantung diri terjadi dalam dua hari terakhir di Kabupaten Lombok Timur sejak Selasa, 13 Agustus 2024.
Setelah sebelumnya kasus dugaan bunuh diri menimpa seorang sopir asal Kelurahan Sekarteja, Kecamatan Selong. Kini, kasus serupa kembali terjadi di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru.
Korbannya merupakan seorang istri kepala dusun bernama Mahindun (55).
Peristiwa itu awalnya terungkap saat saksi satu sekaligus suami korban, Zibaidi (57) pulang dari sawahnya pada Rabu, 14 Agustus 2024 waktu pagi hari.
Sesampainya di rumah, saksi mencoba membuka pintu, tetapi terkunci. Saksi satu lalu mencari korban di tempatnya biasa kumpul, namun saksi masih tak menemukan korban.
Ia kemudian memanggil saksi dua bernama Jen untuk mendobrak pintu rumah. Saat memeriksa kamar, saksi pun menemukan korban dalam posisi tergelantung dengan kondisi seperti sudah meninggal dunia.
Di mana leher korban sudah terikat kuat menggunakan ikat pinggang.
“Melihat kejadian tersebut, saksi kemudian mengangkat dan membuka ikatan tali pada korban,” kata Kasi Humas Polres Lombok Timur, Iptu Nikolas Oesman.
Atas kejadian tersebut, ucap Oesman, pihak keluarga menerima peristiwa itu sebagai musibah dan menolak melakukan otopsi.
“Karena korban memiliki riwayat kejiwaan, pihak keluarga menerima sebagai musibah,” ucap Oesman.
Peristiwa Serupa Terjadi Sebelumnya
Sehari sebelumnya, peristiwa dugaan bunuh diri juga terjadi di Kelurahan Sekarteja, Kecamatan Selong.
Korban gantung diri tersebut merupakan warga setempat bernama Anwar Basyar (61). Menurut keterangan saksi melalui polisi, dugaannya korban melakukan aksi bunuh diri menggunakan seutas tali nilon.
Peristiwa itu terungkap oleh saksi sekaligus istri korban, Haniah. Menurut keterangan saksi, sekitar pukul 19.40 Wita, korban pergi ke Polindes Sekarteja untuk meminta obat dengan keluhan kepala pusing.
Setelah minum obat, korban sempat istirahat sebelum kemudian bangun untuk makan malam. Saat kembali istirahat usai makan, korban keluar ke halaman rumah tanpa sepengetahuan istrinya.
Lalu saat saksi bangun dan keluar rumah untuk wudhu sekitar pukul 02.00 Wita, saksi tiba-tiba kaget melihat korban sudah dalam posisi tergelantung di pohon jambu belakang rumahnya.
“Posisi tergantung di mana pada leher terjerat tali nilon,” kata Kasi Humas Polres Lombok Timur, Iptu Nikolas Oesman.
Melihat peristiwa tersebut, saksi sontak meminta tolong kepada tetangga serta anak-anak korban. “Anak-anak korban datang dan langsung menurunkan korban, dan membawanya ke dalam rumah,” ucap Oesman.
Oesman menyebut, pihak keluarga telah menerima kematian korban dan menganggap peristiwa itu sebagai musibah. Serta, tidak ingin melakukan otopsi maupun tuntutan hukum.
“Menurut istri dan anak-anaknya, korban sampai saat ini masih dalam perawatan RSJ sejak tahun 2018 akibat trauma gempa,” ungkap Oesman. (*)