Daerah NTBHEADLINE NEWS

Pesan Terakhir PMI asal Lotim Sebelum Tewas Ditembak: Tolong Jaga Anak-anak

Lombok Timur (NTBSatu) – Nasib nahas menimpa Gafur (32), Pekerja Migran Indonesia atau PMI asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).

Ia menjadi korban dugaan penembakan di tempat kerja di wilayah Miri, Malaysia Timur, pada 29 Juli 2024. Rekan kerjanya menemukan korban tewas dengan 7 bekas luka tembak pada waktu yang sama. Bahkan kabarnya ada 20 luka tembak di sekujur tubuh korban.

Sebelumnya peristiwa keji itu menimpa PMI korban, istrinya, Baiq Fadmi, mengaku suaminya sempat memberi pesan pada malam yang sama.

Melalui video call, korban berpesan agar Fadmi senantiasa menjaga buah hati mereka, Cahya Asifa.

“Malam itu pesannya tolong jaga anak-anak saja,” kata Fadmi, Sabtu, 3 Juli 2024.

Selain itu, Fadmi juga menyebut suaminya mengabarkan akan pindah tempat kerja. Pasalnya di lokasi tersebut kerap terjadi perampokan.

“Dia bilang akan pindah, tapi tunggu gaji dulu, katanya,” ucap Fadmi.

Nahasnya sang suami menjadi korban dugaan pembunuhan pada malam yang sama. Meski begitu, Fadmi menerima peristiwa itu sebagai musibah dan mengharapkan jasad suami dapat pulang.

Sering Pergi ke Malaysia

PMI
Pengafanan jenazah Gafur, korban penembakan di Malaysia, 30 Juli 2024. Foto: Istimewa

Sebelumnya, PMI ini menjadi korban penembakan beruntun di kebun kelapa sawit tempatnya bekerja di wilayah Simpang Ngu Miri, Malaysia Timur pada Senin malam, 29 Juli 2024.

Kepala Desa (Kades) Waringin, Asikin, membenarkan informasi tersebut. Ia mengungkapkan, korban sendiri sudah sekitar satu tahun merantau ke Malaysia.

Sebelum tewas tertembak, kata Asiki, korban memang sudah berpengalaman bekerja di Malaysia.

“Almarhum ini memang sudah sering pergi ke Malaysia,” kata Asikin, Kamis, 1 Agustus 2024.

Asikin menjelaskan, sebelum peristiwa nahas itu terjadi, korban dan rekan kerjanya sering mendapat gangguan dari warga lokal, yaitu warga pedalaman Ngu Miri.

Ie menyebut, PMI ini bahkan sering mendapati buah sawit hasil panennya hilang karena diduga dicuri oleh warga pedalaman.

Pada hari korban tertembak, ucap Asikin, korban tengah mendapati warga pedalaman sedang mencuri alat keperluan sehari-hari korban.

Korban mencoba menghalangi bahkan mengejar pelaku yang membawa kabur barang-barang milik korban. Namun nasib memilukan menimpa korban.

“Almarhum berupaya mengejar warga Malaysia tersebut. Tapi tak lama kemudian warga Malaysia itu kembali datang membawa temannya. Di sanalah korban langsung ditembak,” jelas Asikin.

Nahas, tujuh peluru bersarang di tubuh korban hingga korban tewas di tempat.

Melalui keterangan saksi, Asikin menduga pelaku menembak korban menggunakan air softgun. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button