Kota Bima (NTBSatu) – Krisis air bersih di Kota Tepian Air, julukan untuk Kota Bima, bukan hal baru. Hampir setiap tahun peristiwa ini berulang. Tahun ini, ribuan warga di 13 dari 41 kelurahan di Kota Bima harus menelan kenyataan pahit ini. Air menjadi salah satu sumber kehidupan kini sulit mereka dapatkan di tengah kerja keras Pemkot Bima.
———————————
Berdasarkan data BPBD Kota Bima, terhitung mulai Januari – Juni 2024, sebanyak 13 kelurahan dan terdiri dari 15.863 jiwa mengalami krisis air bersih.
Kepada NTBSatu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bima, Gufran menyampaikan, 13 kelurahan tersebut memang terindikasi rawan bencana kekeringan walaupun hanya beberapa titik di masing-masing kelurahan terdampak.
Data 13 kelurahan yang terdampak air bersih meliputi Kelurahan Tanjung 1.829 jiwa, Paruga 1.368 jiwa, Dara 2855 jiwa, Pane 728 jiwa, Sambinae 1.000 jiwa.
Kemudian Kelurahan Panggi 450 jiwa, Manggemaci 1.134 jiwa, Kelurahan Kendo 708 jiwa, Penanae 409 jiwa, Kelurahan Melayu 3.780 jiwa. Kemudian Kelurahan Jatibaru Timur 1.287 jiwa, Jatibaru 227 jiwa dan Kodo 96 jiwa.
“Paling banyak terdampak terutama kelurahan yang berdekatan dengan pesisir pantai,” kata Gufron, kemarin.
Masyarakat Beli Air Bersih
Ketersediaan air bersih kian mahal di Kota Bima. Untuk memenuhi kebutuhan air minum yang bersih dan layak, sebagian masyarakat kini memilih membeli air.
“Mereka harus membeli air dengan harga Rp350.000 ribu per tangki,” beber Gufran.
Lain hal dengan dua perempuan paruh baya yang ditemui NTBSatu di pinggir jalan di Kelurahan Panggi, Kota Bima. Mereka hanya menunggu bantuan distribusi air bersih dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.
“Kalau ada kita beli, tapi sekarang kita hanya menunggu bantuan distribusi air dari pemerintah,” kata Sarifah kepada NTBSatu, Selasa, 2 Juli 2024.
Mereka hanya meminta agar pemerintah mencarikan solusi atas permasalahan ini. Begitu lama krisis air bersih dialaminya.
“Ini sudah lama sekali, kita minta untuk segera carikan solusinya, dan perbaiki segala kerusakannya,” ujarnya.
Pemkot Rutin Distribusikan Air Bersih
Pemkot Bima melalui Kalak BPBD Kota Bima, Gufran menyampaikan, untuk menanggulangi bencana kekeringan tersebut, maka dilaksanakan program prioritas penanggulangan bencana jangka pendek.
Misalnya suplai air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari–hari bagi masyarakat yang terkena dampak selama musim kemarau berlangsung pada wilayah yang belum tersentuh UPTD Air bersih yang baru terbentuk tahun 2024.
“Dengan dibentuknya UPTD Air Bersih, maka beberapa sumber air yang sebelumnya tidak berfungsi telah difungsikan dengan maksimal, walaupun belum mampu menyelesaikan masalah kekeringan ini secara menyeluruh,” jelas Gufran.
Terkhusus untuk wilayah pesisir, lanjutnya, pihaknya memaksimalkan upaya pemanfaatan sumber air (perpipaan), karena Kawasan pesisir Kota Bima sangat sulit mendapatkan alternatif pemanfaatan air tanah, mengingat secara hidrologi tidak memiliki sumber air tanah yang baik.
“Sementara masih dilakukan suplai dengan mobil tanki,” ujarnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, BPBD mengerahkan tujuh mobil tangki merupakan kolaborasi dengan sejumlah lembaga terkait lainnya.
Di antaranya, dua unit mobil tangki milik Bagian Umum Kota Bima, dan masing-masing satu unit milik BPBD Kota Bima, Dinas Sosial Kota Bima, Bank NTB Syariah, Polresta Bima Kota, dan Sat Brimob Batalyon C Kota Bima.
“Totalnya, ada 7 unit armada yang menyalurkan air ke masyarakat,” ujarnya.
UPTD Air Bersih Sigap
Sejak resmi terbentuk pada bulan November 2023 lalu, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Air Bersih Kota Bima massif melakukan perbaikan saluran air dan sumur bor di sejumlah titik.
Seperti perbaikan saluran air di wilayah Masjid Terapung, Kelurahan Rasanae Barat; perbaikan sumur bor di Kecamatan Mpunda; Kelurahan Penatoi; dan perbaikan saluran pipa air di Perumahan Kadole, Oi Fo’o, Kota Bima.
Selanjutnya perbaikan saluran air di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Lewirato; perbaikan sumur bor di Kelurahan Panggi, Kota Bima; dan jauh sebelum itu, melakukan perbaikan sumur bor di Kelurahan Penatoi.
“Kami juga kemarin mendapatkan laporan dari Kelurahan Tanjung dan Paruga, tadi oleh tim kami sudah melakukan pengecekan terhadap kerusakannya,” kata Kepala UPTD Air Bersih, Syarifuddin kepada NTBSatu, Selasa, 2 Juli 2024.
Syarif mengaku, pelayanan air bersih di Kota Bima menjadi atensi. Karena itu, ketika ada laporan masuk terkait kerusakan saluran air, pihaknya akan langsung bergerak.
“Yang menjadi sasaran kami sekarang untuk dilakukan perbaikan di wilayah Barat Kota Bima,” pungkasnya. (MYM)