BERITA NASIONAL

Imbas Tragedi Juliana, Kini Giliran Netizen Indonesia Beri Rating Satu Sungai Amazon di Google

Mataram (NTBSatu) – Tragedi yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins di Gunung Rinjani, NTB, berbuntut panjang di dunia maya.

Aksi saling balas komentar, antara netizen Indonesia dan warga Brasil semakin memanas di berbagai platform digital. Hal ini menunjukkan eskalasi konflik opini yang kini menjadi sorotan di dunia maya.

Setelah sebelumnya Gunung Rinjani diserbu dengan rating bintang satu oleh warga Brasil, kini giliran netizen Indonesia melancarkan aksi balasan dengan memberikan ulasan buruk terhadap Sungai Amazon di Google Maps.

Sungai Amazon sebagai salah satu sungai terbesar dan paling ikonik di dunia, kini menerima ribuan ulasan dari pengguna Indonesia.

IKLAN

Hingga saat ini, Google Maps mencatat sebanyak 5.987 ulasan dengan rating rata-rata menjadi 4,3 bintang.

Komentar Netizen

Banyak komentar baru dari netizen Indonesia yang sengaja memberikan bintang satu dengan ulasan pedas dan sindiran.

Salah satu komentar datang dari akun Google @Kak Dimdim Pendongeng. “Sungai yang menyeramkan bagi turis asing, karena masih banyak binatang buas dan berbahaya seperti ikan Piranha pemakan daging dan Anaconda. Berpikirlah seribu kali jika ingin berkunjung ke sana. Sayangi jiwa kalian, pikirkan keluarga di rumah,” tulisnya.

IKLAN

Komentar senada juga akun @Ismail Julian Putra tulis. “Sungai yang mengerikan gak cocok untuk dikenal oleh seluruh dunia, isinya binatang buas semua. Sungai ini juga tidak cocok di huni oleh turis luar,” tulisnya.

Meski mendapat ulasan negatif dan rating bintang satu, sejumlah warganet Indonesia justru menanggapi situasi ini dengan santai dan menghadirkan komentar bernada humor, yang turut menyemarakkan kolom ulasan Sungai Amazon di Google Maps dengan candaan khas dunia maya.

Misalnya, akun @Rental Bus Pariwisata Bogor menulis, “Di Amazon nyari bus susah kalau lagi long weekend.”

IKLAN

Sementara itu, akun @Irfan Saputra menyindir, “Di sini gak ada penyeberangan motor pakai perahu, nyamuknya sumbing-sumbing.”

Fenomena ini mencerminkan bagaimana perselisihan antar warganet dapat berkembang menjadi konflik digital berskala global, yang penyebarannya begitu cepat melalui platform ulasan publik seperti Google Maps. (*)

Berita Terkait

Back to top button