Mataram (NTBSatu) – Perum Bulog NTB berkomitmen untuk terus menyerap beras/gabah petani guna menjaga ketersediaan dan stabilitas harga.
Hingga Juni 2024, total serapan sudah mencapai 41.000 ton setara beras.
“Pengadaannya masih terus berjalan. Sampai akhir tahun targetnya 49.000. Sudah 80 persen terealisasi,” ujar Masasdin Said, Wakil Pimpinan Bulog Wilayah NTB, Rabu, 12 Juni 2024.
Terkait dengan serapan gabah, Said menerangkan, dalam rangka menjalankan penugasan pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada hakekatnya Bulog akan menyerap gabah petani secara maksimal.
“Untuk beras PSO (public service obligation) memang menjaga stabilisasi harga beras dalam negeri. Selama harga yang berlaku masih dalam koridor Bapanas, kita akan serap sebanyak-banyaknya,” ungkapnya.
Sebagaimana tertuang dalam keputusan baru Kepala Bapanas, fleksibilitas harga pembelian diatur, Gabah Kering Panen (GKP) di petani dari harga Rp5.000 per kilogram naik menjadi Rp6.000 per kilogram. Gabah Kering Giling (GKG) di Gudang Bulog Rp6.300 per kilogram naik menjadi Rp7.400 per kilogram dan beras di Gudang Bulog dari Rp9.950 per kilogram, naik menjadi Rp11.000 per kilogram.
Berita Terkini:
- Kapal Rute Poto Tano – Pelabuhan Kayangan Kandas, Seluruh Penumpang Selamat
- UMP NTB Naik Jadi Rp2,6 Juta, Pj Gubernur Beraharap tak Ada PHK
- Pj Gubernur NTB Panggil Kadis Dikbud, Sebut Kabid SMK Berpotensi Dicopot
- Kabid SMK Dikbud NTB Ancam Kontraktor Sebelum Diduga Terima Pungli Rp50 Juta
- Edukasi dan Kolaborasi, Kunci Sukses Pertumbuhan Pasar Modal NTB
“Ketika harga sudah lewat dari acuan Bapanas, Bulog menerapkan skema komersial,” jelasnya.
Kendati sudah relatif lebih stabil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, kini harga beras perlahan mulai merangsek naik.
Harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp12.500 per kilogram dan beras premium Rp14.900 per kilogram.
“Masa panen sudah habis, tetapi demand kan masih tetap, supply berkurang. Jadi, harganya naik,” terang Said.
Selain itu, Bulog mengaku belum berencana untuk melakukan impor beras. Adapun beras impor terakhir yang masuk ke NTB berasal dari Vietnam sebanyak 10.000 ton.(STA)