Politik

Wacana Koalisi PKS-Golkar untuk Pilgub NTB, Pengamat: Jangka Panjang Menguntungkan Suhaili

Mataram (NTBSatu) – Menjelang Pemilihan Gubernur NTB, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Golkar melakukan komunikasi politik. Pertemuan itu imbas dari dari situasi politik yang sedang terjadi beberapa hari belakangan. Sebab, pasangan Zul-Rohmi akhirnya pecah kongsi.

Hal itu membuat PKS sebagai partai pengusung Dr. Zulkieflimansyah melakukan penjajakan politik dengan menyambangi partai peraih suara terbanyak di NTB itu.

Dalam pertemuan itu, bak gayung bersambut, kedua partai nampaknya saling membuka ruang masing-masing.

Ujungnya, rencana koalisi pun menjadi sesuatu yang akan dipertimbangkan kedua Pimpinan partai yang masuk tiga besar di NTB itu.

Ketua DPD Golkar NTB yang juga merupakan Walikota Mataram H Mohan Roliskana menyebut, pertemuan itu pintu awal kedua partai dapat menjalin hubungan yang lebih serius.

Lebih-lebih menyodorkan masing-masing figur yang sudah dulu tersebar di publik yakni pasangan Zul-Suhaili.

“Kita coba membedah peta politik di daerah, dan mencoba untuk mencari kecocokan yang berkaitan dengan konstruksi politik dari setiap partai politik. Sehingga muncul lah pertemuan dengan para petinggi PKS,” ujarnya Selasa, 28 Mei 2024.

“Peluang berkoalisi itu selalu terbuka, kita kan partai terbuka tidak ekslusif, kami memberikan ruang kepada partai manapun untuk bekerjasama. Juga dengan PKS,” sambungnya.

Berita Terkini:

Sementara di satu sisi, PKS mengungkapkan hubungannya dengan Golkar sejauh ini berjalan cukup baik. Dalam pertemuannya dengan partai berlogo Pohon Beringin itu, akan segera dilakukan spesifikasi mengenai siapa figur yang akan dipasangkan.

“Karena kalau sudah sama paham kan akan enak kita jalankan,” ucap Ketua DPW PKS NTB Yek Agil.

Lebih lanjut ia mengatakan, di PKS terlebih dahulu menyelesaikan syarat kursi, baru akan bicara pasangan Calon.

“Kalau di PKS kita amankan dulu kursi. Tetapi kondisinya sekarang Golkar mendapatkan kursi lebih banyak dari kami. Kalau bersama udah selesai urusan. Berbeda kalau tidak bersama Golkar kami harus merampungkan banyak hal. Tapi kalau kami sepaham dalam segi kursi udah lebih dari cukup,” sambungannya.

Sementara itu pengamat politik Universitas Mataram Dr Saipul Hamdi mengatakan, jika rencana koalisi antara PKS dan Golkar di Pilkada NTB terjadi, maka itu menjadi sesuatu hal yang menarik. Sebab tidak serta merta linear dengan keinginan pusat.

“Kalau kita lihat dinamika di bawah, semua sangat cair dan dinamis, walaupun di Pilpres tidak dalam satu koalisi. Karena kita tidak punya ikatan ideologis, yang ada itu hanya ikatan kepentingan,” ujarnya kepada NTBSatu Rabu, 29 Mei 2024.

“Golkar juga mau mengalah padahal partai nomor satu. Artinya ini ada kepentingan besar yang ingin diraih bersama. Jadi ikatan kepentingan itulah yang lebih kuat. Tidak ada ikatan kepartaian secara nasional,” jelasnya.

Bahkan, ia menilai jika H Suhaili FT mengambil posisi sebagai Calon Wakil Gubernur, maka akan menguntungkan dirinya bahkan Golkar secara umum.

“Kita tidak tahu kepentingan jangka panjangnya seperti apa. Yang jelas ketika Pak Suhaili mendampingi Zul dan mereka bisa memenangkan kontestasi, otomatis kan Suhaili bisa naik jadi nomor satu untuk ke depannya, artinya pasca PKS itu. Peluangnya lebih besar, logistik birokrasinya juga cukup kuat itu yang saya lihat dampak jangka panjangnya,” jelasnya.

Mengenai kekuatan dari kedua partai, ia melihat dua partai itu sangat dominan di NTB.

“Memang yang kita lihat Golkar dan PKS cukup kuat di NTB, tapi ini kan belum teruji di Pilkada. Yang sudah teruji itu kan ketika PKS yang sudah bersama dengan NWDI sebelumya karena sama-sama memiliki basis massa yang sangat fanatik,” ujarnya. (ADH)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button