Kota Bima (NTBSatu) – Nama Penjabat (Pj) Wali Kota Bima, H. Mohammad Rum, menjadi salah satu yang masuk dalam bursa pencalonan Wali Kota Bima pada Pilkada serentak 2024 ini.
Kendati demikian, Aji Rum dalam beberapa hari yang lalu, telah menyatakan ketidakinginannya untuk maju pada Pilwalkot Bima 2024 dan memilih menyelesaikan tugasnya sebagai Pj Wali Kota.
Namun keputusan Aji Rum itu dinilai belum final oleh masyarakat umum. Seperti halnya informasi yang beredar, bahwa ia akan tetap maju pada Pilwalkot Bima 2024.
Perihal jadi atau tidaknya Aji Rum maju pada Pilwakot Bima nanti, pengamat politik sekaligus Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Prof. Kadri menerka kans atau peluang menangnya mantan Kepala DPMPTSP Provinsi NTB itu.
Menurutnya, Aji Rum mempunyai modal yang mumpuni jika ia serius maju pada Pilwakot Bima 2024.
Meskipun posisinya sekarang baru menjabat sebagai Pj, tapi pengaruhnya cukup signifikan.
“Setahu saya, respons publik terhadap kepemimpinannya (Aji Rum) juga baik. Dia cukup merakyat dan ini juga menjadi modal juga. Cuman ini bukan menjadi satu-satunya modal. Masyarakat ini selalu pragmatis,” jelas Prof. Kadri kepada NTBSatu, Selasa, 30 April 2024.
Berangkat dari itu, kata Prof. Kadri, Aji Rum harus benar-benar mempertimbangkan dengan baik keinginannya untuk maju.
Dalam artian kalkulasinya tidak setengah-setengah, karena dia harus mengorbankan jabatannya sebagai ASN.
“Itu juga harus dipertimbangkan oleh Aji Rum,” ujarnya.
Dilihat dari figur-figur lain yang diprediksi bakal maju pada Pilwalkot Bima 2024, nama Aji Rum menjadi satu-satunya kandidat yang bukan dari kalangan politisi.
Berita Terkini:
- Perjalanan Kepemilikan ANTV yang Kini Lakukan PHK Massal
- Sebelum Gubernur Terpilih Dilantik, Hassanudin akan Dievaluasi Kemendagri 9 Januari 2025
- Dunia WWE Berduka, Rey Mysterio Meninggal Dunia
- DAK Fisik Tahap III Pemprov NTB Terancam Tidak Cair, Sekda: Semua Sudah Clear
- TPA Kebon Kongok Overload, Iqbal Janji Pengelolaan Sampah Jadi Prioritas
Hal itu akan menjadi bonus elektoral bagi Aji Rum, jika masyarakat memiliki penilaian tersendiri saat Kota Bima dipimpin oleh seorang politisi.
“Artinya di saat masyarakat itu satu stigma tentang politisi yang akan memimpin kota Bima, maka kemungkinan mereka simpati terhadap figur ASN. Apalagi yang sedang menjabat dan memiliki kesan bagus terhadap masyarakat akan mendapatkan poin,” jelas Dosen dari prodi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Mataram tersebut.
Karena itu, Prof Kadri menyampaikan, bahwa Aji Rum harus benar-benar kalkulatif melihat peluang tersebut. Termasuk mulai mengkonsolidasikan kekuatan dan tim-timnya, jika memang serius untuk maju.
“Tidak cukup dengan jabatannya sekarang. Harusnya sudah bisa melakukan gerakan-gerakan konsolidasi,” ujarnya.
Menjadi peluang juga, lanjut Prof. Kadri, dengan memori publik yang pendek terhadap salah satu figur, memungkinkan ia punya kesan bagus di masyarakat.
“Masyarakat itu akan menilai saat ini, masyarakat akan melihat saat ini. Siapa pemimpin saat ini, ya Aji Rum. Kalau kesannya bagus, maka kesan masyarakat hari ini juga akan lebih bagus,” ungkapnya.
Apalagi, ujarnya, Aji Rum merupakan putra asli Kota Bima, ditambah ia merupakan sosok yang religius secara personal.
“Paling penting dia ini religius secara personal, mungkin masyarakat butuh figur-figur yang keliling Masjid, Salat berjamaah, bisa ketemu dengan siapa saja,” bebernya.
Figur-figur seperti ini, lanjut Prof. Kadri, jika dilihat dari peluangnya sangat memungkinkan. Dengan syarat, dia mempunyai amunisi atau cost politik dan punya partai politik yang mengusungnya.
“Sepanjang dia mau memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Seperti posisinya sekarang, termasuk melakukan mobilisasi yang bagus dan membangun citra yang bagus. Tentu tidak kalah dengan figur-figur yang lain,” terangnya.
“Boleh saja dia memiliki durasi waktu pengabdian yang pendek. Tapi dari segi Kekinian kepemimpinan sentuhan langsung dengan publik dia lebih unggul. Dari segi religiusitas menurut saya dia lebih unggul,” tambahnya. (MYM)