Mataram (NTBSatu) – Beredar kabar bahwa Zul-Rohmi Jilid II akan deklarasi pasca-Idulfitri 1445 H untuk Pilgub NTB 2024 mendatang.
Kendati demikian, Ketua DPW PKS NTB, H. Yek Agil mengatakan bahwa narasi ‘pasca-Idulfitri’ memiliki makna yang luas dan tidak bisa diartikan secara harfiah.
Saat ditanya apakah paket Zul-Rohmi Jilid II benar-benar akan terwujud, Yek Agil meminta untuk menunggu. Sebab, proses politik sangatlah dinamis.
Yek Agil menyebutkan bahwa setiap parpol menginginkan menang dalam kontestasi politik. Namun, menurut Yek Agil, ada beberapa hal yang menjadi syarat untuk menang.
Pertama, memastikan koalisi parpol pengusung. Selanjutnya, paslon haruslah memiliki chemistry atau kecocokan.
Berita Terkini:
- Dulu Perkasa, Benarkah Perusahaan Rokok Gudang Garam Mau Bangkrut?
- 10 Negara Paling Aman Jika Perang Dunia III Meletus, Indonesia Masuk Daftar
- Baru Akad Nikah Langsung Minta Cerai, Aksi Pengantin Wanita di Sumsel Bikin Heboh Warganet
- Satu Tersangka Kasus Korupsi Sumur Bor Lombok Timur Ditahan Jaksa
“Terakhir, secara elektabilitas, memiliki peluang atau paling tidak memiliki posisi yang jelas,” ungkap Yek Agil saat ditemui NTBSatu di rumah Kepala DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda di Kota Mataram, Selasa, 16 April 2024.
Yek Agil belum berani menerangkan apakah PKS dan Partai Perindo telah satu suara. Sebab, sampai saat ini, PKS membangun komunikasi dengan berbagai parpol.
Selain itu, pengambilan keputusan deklarasi akan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu internal parpol dan paslon.
“Apabila Dr. Zulkieflimansyah masih nyaman dengan Dr. Rohmi, kami tentu mempersilakan untuk lanjut. Namun, tentu saja, parpol pengusung juga memiliki hitung-hitungan sendiri,” jelas Yek Agil.
Hingga kini, Dr. Zulkieflimansyah masih menjadi cagub tunggal dari PKS untuk Pilgub NTB 2024 mendatang. Adapun Dr. Zulkieflimansyah akan berpasangan dengan siapa, Yek Agil menuturkan hal tersebut akan terus dipertimbangkan oleh pihak-pihak terkait.
“Kami tetap memberikan kebebasan untuk Dr. Zulkieflimansyah membuka peluang koalisi dengan siapapun. Hanya saja, di samping itu, parpol tentu membuka peluang komunikasi dengan parpol lain,” tandas Yek Agil. (GSR)